29 December 2009

Paip Gas Dan Pemajuan Pantai Kota Belud Jaminan Musa Aman

MERECU TANDA kemajuan Kota Belud akan terus terserlah apabila Datuk Musa Aman memberi jaminan bahawa paip gas akan dibina di Kota Belud. Kemungkinan pembinaan paip gas tersebut akan dibangun di Kuala Abai. Dengan terbangunnya paip gas ini, selain menaik taraf kemudahan sumber pekerjaan daerah termisikin di Sabah,ianya juga dapat menjana perekonomian rakyat secara umumnya.

Pantai Kota Belud juga tidak terlepas pandang oleh Ketua Menteri itu. Pantai Kota Belud merupakan pantai terpanjang di negeri Sabah. Kawasannya yang landai dan terbuka kepada tiupan angin Barat Utara, menyediakan deruman ombak yang sesuai untuk skiing. Tidak keterlaluan jika suatu hari kelak, Pantai Kota Belud akan menyamai Pantai Kuta Bali yang masyhor di dunia itu.

Kalau lah teori orang politik di kala ini, apa yang dijanji mesti dikotakan,maka sebagai warga Kota Belud sangat berbangga dengan janji Musa Aman ini.

28 December 2009

Pemikiran Machiavelli Berakar Umbi Di Negara Kita

Artikel saya kali ini berlegar di atas isu kuasa (power). Saya rasa isu ini amat perlu direnungi bagi kita memahami apa itu kuasa politik.

Mungkin tidak keterlaluan jika saya menyimpulkan bahawa pemikiran Machiavelli membawa pengaruh yang besar kepada gerakan sekular yang merupakan pendekatan sebuah parti perkauman di negara kita ini.

Siapa dia Machiavelli ini? Beliau adalah seorang penjawat awam di Florentine, Itali. Beliau juga adalah seorang 'political theorist'. Nama sebenar beliau adalah Niccolò Machiavelli. Pada tahun 1513 beliau telah menulis satu buku bertajuk 'The Prince' atau di dalam bahasa Itali dikenali sebagai De Principatibus (About Principalities), Meskipun ditulis pada tahun 1513 namun buku beliau tersebut hanya diterbitkan pada 1532 iaitu lima tahun selepas kematiannya.

Tujuan asal buku 'The Prince' ditulis adalah sebagai satu panduan atau rujukan kepada seorang anak raja tentang bagaimana beliau mahu mengekalkan kuasanya dan keduanya bagaimana nak mengekalkan wilayah kuasanya.

Dengan lain perkataan tujuan buku tersebut adalah bagi memastikan anak raja tersebut terus berkuasa. Machiavelli berpendapat bagi mengekalkan kuasa, anak raja tersebut berhak menggunakan apa sahaja cara sama ada cara tersebut adil atau zalim. Yang penting bagaimana ia boleh terus berkuasa.

Di dalam 'The Prince' Machiavelli antara lain menyatakan bahawa adalah mustahak seorang pemimpin itu disayangi dan ditakuti oleh rakyatnya. Namun untuk disayangi dan ditakuti dalam masa yang sama adalah sesuatu yang sukar, Machiavelli menasihati adalah lebih baik untuk seorang pemimpin itu ditakuti daripada disayangi oleh rakyatnya

Pemikiran Machiavelli yang mengagungkan prinsip matlamat menghalalkan cara (al-ghayah tubarrirul wasilah) boleh dikatakan sehingga kini mendominasi pemikiran ahli-ahli politik sekular sama ada di negara-negara Barat mahupun negara-negara umat Islam khususnya negara-negara umat Islam yang pernah dijajah seperti Malaysia.

Pemikiran Machiavelli adalah pemikiran yang amat jauh dari cahaya ilahi. Ia amat sesuai dengan para pemimpin yang menganggap dunia adalah segala-galanya  tiada sebarang akauntabiliti di alam yang kekal iaitu alam akhirat. Sebab itu kita boleh melihat pemimpin yang diselaputi oleh pemikiran Machiavelli akan sentiasa memikirkan bagaimana ingin terus berkuasa dan bagaimana rakyat terus takut kepada mereka.

Mereka akan bersedia menindas dan menzalimi rakyat semata-mata kerana ingin terus berkuasa. Sebagai contoh bagi mengekalkan kuasa, mereka akan sanggup melakukan rasuah (diubah dengan kalimah 'politik wang'). Mereka juga tidak kisah menggunakan undang-undang zalim kerana yang penting bagi mereka adalah kuasa. Kuasa adalah segala-galanya.

Mereka tidak peduli dengan kebenaran hatta jika datang dari Allah sekalipun. Ini kerana bagi mereka sepertimana yang dikatakan oleh Hans Morgenthau "kebenaran mengancam kuasa dan kuasa pula akan mengancam kebenaran" (truth threatens power, and power threatens truth).

Dengki Itu Menghancurkan

Rasulullah saw. bersabda, “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar.” (Abu Daud).

Dengki (hasad), kata Imam Al-Ghazali, adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu. Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut. Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada orang yang dianggapnya lebih “kecil” atau lebih lemah. Sebuah pepatah Arab mengatakan, “Kullu dzi ni’matin mahsuudun.” (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki).

Hadits itu menegaskan kepada kita bahwa dengki itu merugikan. Yang dirugikan bukanlah orang yang didengki, melainkan si pendengki itu sendiri. Di antara makna memakan kebaikan, seperti yang disebutkan dalam hadits di atas, dijelaskan dalam kitab ‘Aunul Ma’bud, “Memusnahkan dan menghilangkan (nilai) ketaatan pendengki sebagaimana api membakar kayu bakar. Sebab kedengkian akan mengantarkan pengidapnya menggunjing orang yang didengki dan perbuatan buruk lainnya. Maka berpindahlah kebaikan si pendengki itu pada kehormatan orang yang didengki. Maka bertambahlah pada orang yang didengki kenikmatan demi kenikmatan sedangkan si pendengki bertambah kerugian demi kerugian. Sebagaimana yang Allah firmankan, “Ia merugi dunia dan akhirat.” (‘Aunul Ma’bud juz 13:168)

Hilangnya pahala itu hanyalah salah satu bentuk kerugian pendengki. Masih banyak kebaikan-kebaikan atau peluang-peluang kebaikan yang akan hilang dari pendengki, antara lain:

Pertama, mengalami kekalahan dalam perjuangan. Orang yang dengki perilakunya sering tidak terkendali. Dia bisa terjebak dalam tindakan merusak nama baik, mendiskreditkan, dan menghinakan orang yang didengkinya. Dengan cara itu ia membayangkan akan merusak citra, kredibilitas, dan daya tarik orang yang didengkinya. Dan sebaliknya, mengangkat citra, nama baik dan kredibilitas pihaknya. Namun kehendak Allah tidaklah demikian. Rasulullah saw. bersabda:

Dari Jabir dan Abu Ayyub Al-Anshari, mereka mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada seorang pun yang menghinakan seorang muslim di satu tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan menghinakan orang (yang menghina) itu di tempat yang ia inginkan pertolongan-Nya. Dan tidak seorang pun yang membela seorang muslim di tempat yang padanya ia dinodai harga dirinya dan dirusak kehormatannya melainkan Allah akan membela orang (yang membela) itu di tempat yang ia menginginkan pembelaan-Nya.” (Ahmad, Abu Dawud, Ath-Thabrani)

Kedua, meruntuhkan kredibilitas. Ketika seseorang melampiaskan kebencian dan kedengkian dengan melakukan propaganda busuk, hasutan, dan demarketing kepada pihak lain, jangan berangan bahwa semua orang akan terpengaruh olehnya. Yang terpengaruh hanyalah orang-orang yang tidak membuka mata terhadap realitas, tidak dapat berpikir objektif, atau memang sudah “satu frekuensi” dengan si pendengki. Akan tetapi banyak pula yang mencoba melakukan tabayyun, cari informasi pembanding, dan berusaha berpikir objektif. Nah, semakin hebat gempuran kedengkian dan kebencian itu, bagi orang yang berpikir objektif justru akan semakin tahu kebusukan hati si pendengki. Orang yang memiliki hati nurani ternyata tidak senang dengan fitnah, isu murahan, atau intrik-intrik pecundang. Di mata mereka orang-orang yang bermental kerdil itu tidaklah simpatik dan tidak mengundang keberpihakan.

Orang yang banyak melakukan provokasi dan hanya bisa menjelek-jelekkan pihak lain juga akan terlihat di mata orang banyak sebagai orang yang tidak punya program dalam hidupnya. Dia tampil sebagai orang yang tidak dapat menampilkan sesuatu yang positif untuk “dijual”. Maka jalan pintasnya adalah mengorek-ngorek apa yang ia anggap sebagai kesalahan. Bahkan sesuatu yang baik di mata pendengki bisa disulap menjadi keburukan. Nah, mana ada orang yang sehat akalnya suka cara-cara seperti itu?

Ketiga, mencukur gundul agama. Rasulullah saw. bersabda, “Menjalar kepada kalian penyakit umat-umat (terdahulu): kedengkian dan kebencian. Itulah penyakit yang akan mencukur gundul. Aku tidak mengatakan bahwa penyakit itu mencukur rambut, melainkan mencukur agama.” (At-Tirmidzi)

Islam adalah rahmat bagi sekalian alam. Akan tetapi Islam yang dibawa oleh orang yang di dadanya memendam kedengkian tidak akan dapat dirasakan rahmatnya oleh orang lain. Bahkan pendengki itu tidak mampu untuk sekadar menyungging senyum, mengucapkan kata ‘selamat’, atau melambaikan tangan bagi saudaranya yang mendapat sukses, baik dalam urusan dunia maupun terkait dengan sukses dalam perjuangan. Apatah lagi untuk membantu dan mendukung saudaranya yang mendapat sukses itu. Dengan demikian Islam yang dibawanya tidak produktif dengan kebaikan alias gundul.

Keempat, menyerupai orang munafik. Perilaku dan sikap pendengki mirip perilaku orang-orang munafik. Di antara perilaku orang munafik adalah selalu mencerca dan mencaci apa yang dilakukan oran lain terutama yang didengkinya. Jangankan yang tampak buruk, yang nyata-nyata baik pun akan dikecam dan dianggap buruk. Allah swt. menggambarkan perilaku itu sebagai perilaku orang munafik. Abi Mas’ud Al-Anshari –semoga Allah meridhainya– mengatakan, saat turun ayat tentang infaq para sahabat mulai memberikan infaq. Ketika ada orang muslim yang memberi infaq dalam jumlah besar, orang-orang munafik mengatakan bahwa dia riya. Dan ketika ada orang muslim yang berinfak dalam jumlah kecil, mereka mengatakan bahwa Allah tidak butuh dengan infak yang kecil itu. Maka turunlah ayat 79 At-Taubah. (Bukhari dan Muslim)

Benarlah ungkapan seorang ulama salaf: “Al-hasuudu laa yasuud (pendengki tidak akan pernah sukses).” (Kasyful-Khafa 1:430).

Kelima, tidak mampu memperbaiki diri sendiri. Orang yang dengki, manakala mengalami kekalahan dan kegagalan dalam perjuangan cenderung mencari-cari kambing hitam. Ia menuduh pihak luar sebagai biang kegagalan dan bukannya melakukan muhasabah (introspeksi). Semakin larut dalam mencari-cari kesalahan pihak lain akan semakin habis waktunya dan semakin terkuras potensinya hingga tak mampu memperbaiki diri. Dan tentu saja sikap ini hanya akan menambah keterpurukan dan sama sekali tidak dapat memberikan manfaat sedikit pun untuk mewujudkan kemenangan yang didambakannya.

Keenam, membuat gelap mata dan tidak dapat melihat kebenaran. Dengki membuat pengidapnya tidak dapat melihat kelemahan dan kekurangan diri sendiri; dan tidak dapat melihat kelebihan pada pihak lain. Akibatnya, jalan kebenaran yang terang benderang menjadi kelam tertutup mega kedengkian. Apa pun yang dikatakan, apa pun yang dilakukan, dan apa pun yang datang dari orang yang dibenci dan didengkinya adalah salah dan tidak baik. Akhirnya, dia tidak dapat melaksanakan perintah Allah swt. sebagaimana yang disebutkan dalam ayat, “Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang- orang yang mempunyai akal.” (Az-Zumar:18)

Ketujuh, membebani diri sendiri. Orang yang membiarkan dirinya dikuasai oleh iri dengki hidupnya menanggung beban berat yang tidak seharusnya ada. Bayangkan, setiap melihat orang lain yang didengkinya dengan segala kesuksesannya, mukanya akan menjadi tertekuk, lidahnya mengeluarkan sumpah serapah, bibirnya berat untuk tersenyum, dan yang lebih bahaya hatinya semakin penuh dengan dengki, marah, benci, curiga, kesal, kecewa, resah, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Enakkah kehidupan yang penuh dengan perasaan itu? Tentu saja menyesakkan. Dalam bahasa Al-Qur’an, bumi yang luas ini dirasakan sumpek. Seperti layaknya penyakit, ketika dipelihara akan mendatangkan penyakit lainnya. Demikian pula penyakit hati yang bernama iri dengki. Bila dia tidak dihilangkan akan mengundang penyakit-penyakit lainnya. Maha Benar Allah yang telah berfirman, “Di dalam hati mereka ada penyakit maka Allah tambahkan kepada mereka penyakit (lainnya).” (Al-Baqarah: 10)

Betapa sulitnya kita menghimpun kebaikan dan meraih kemenangan. Maka janganlah diperparah dan dipersulit dengan membiarkan dengki menguasai hati kita. Mari berlomba dalam kebaikan. Allahu a’lam.

26 December 2009

Sinopsis Politik Kota Belud Dan Agendanya

APABILA Datuk Salleh Said mengumumkan akan merebut jawatan Ketua Bahagian Umno Kota Belud, ramai ahli Umno mempersoalkan niat itu. Alasan yang diberikan bahawa Salleh telah tidak mempertahankan jawatan tersebut walaupun 3 tahun sebelumnya Salleh layak mempertahankan jawatan ketua Bahagian.

Persoalan yang berulang-ulang dikalangan ahli Umno malah rakyat bukan ahli misi apakah yang Salleh bawa kali ini. Apakah kerana ekoran pengugguran sebagai calon pilihanraya merupakan salah satu faktor sebab musabab Salleh kembali aktif dalam kepartian peringkat daerah?
 

Persoalan ini hinggakini belum terjawab. Sepak terajang Salleh dalam politik daerah sukar untuk dibaca kerana sinonimnya nama Salleh dalam politik daerah.

Seorang mantan Ketua Menteri dan mantan ahli parlimen dan mantan ADUN semasa memunacaknya kerjaya politik Salleh adalah merupakan rekod dalam profil pribadinya dalam perpolitikan daerah, yakni Daerah Kota Belud.

Suatu ketika diambang PRU-12 ramai dikalangan ahli Umno dan rakyat Kota Belud telah yakin dan percaya bahawa Salleh akan terus dicalonkan sebagai wakil BN dalam pilihanraya tersebut. Faktor yang membenarkan isu tersebut adalah Salleh masih muda, masih bertenaga, kemimpinannya masih diperlukan di peringkat daerah memandangkan status daerah yang tersenarai dalam rekod Jabatan Kebajikan sebagai daerah termiskin selepas daerah Pitas, Kudat.

Namun apa yang telah berlaku, semua rakyat telah tahu, bahawa Salleh tidak terpilih sebagai calon bersama-sama Tan Sri Pandikar Amin dan Datuk Amir Kahar Tun Mustapaha.

Diambang PRU-12 tersebut, keadaan para penyokong ketiga-tiga pemimpin ini seolah-olah dilanggar tsunami, bertempiran, malah ada yang terlupa akan asas perjuangan.

Walaupun ketiga-tiga pemimpin ini bertindak bijak dengan terus mengeluarkan kenyataan bahawa perjuangan mereka tetap bersama BN dengan diselitkan gambar bersama Datuk Musa Aman berpegangan tangan menunjukkan kesatuhatian mereka, namun para penyokong mereka tetap ada yang melakukan kerja-kerja protes.

Tanda-tanda protes tersebut nampak sangat melalui undi protes di semua peti undi. Jika pada pilihanraya ke-11 (2004) kemenangan BN bagi parlimen Kota Belud majoritinya melebihi 6,000 undi, telah bertukar kepada dibawah 2,000 undi pada tahun 2008.

Bagi Dun Usukan dan Tempasuk pula semua peti undi di mana terdapat majoriti suku Irranun, semua peti undi BN kalah baik peringkat parlimen maupun negeri, kecuali peti undi kg Peladok, dimana Datuk Musbah Jamli sebagai calon BN menang dengan kelebahan 13 undi.

Berbalik kepada pemilihan ketua bahagian Umno Kota Belud, walaupun Datuk Musbah Jamli mendapat sekali ganda banyak pencalonan untuk mempertahan jawatan itu, ternyata apabila para perwakilan mengundi, mereka mengembalikan Salleh ke jawatan asal politiknya dengan kelebihan 47 undi.

Cara pemilihan lama Umno telah berlalu,corak pemilihan pada tahun 2011 jika tiada penudaan akan berlainan. Jumlah para pemilih akan bertambah (mekanismenya belum penulis ketahui cara dan bagaimana pengundian tersebut akan dilaksanakan) yang pastinya menjadi teka teki bagi para ahli Umno bahagian siapakah gerangan yang menerajui bahagian itu pada tahun 2011.

Datuk Musbah Jamli dengan kapasitinya sebagai pembantu menteri pertanian dan asas tani Negeri sedaya upaya mencorakkan kepimpinannya di mata rakyat. Agendanya memajukan rakyat miskin terutama petani, nelayan dan peternak serta pekebun terus diuar-uarkannya melalui projek Agropolitan dan jelapang padinya.

Acara turun padang Datuk Musbah Jamli selain disiarkan di dada-dada akhbar tempatan juga dibantu oleh Blognya Sendiri Blog Adun-6 Tempasuk, yang secara berkala menyiarkan kegiatan-kegiatan turun padang ADUN Tempasuk ini.

Musbah menyahut seruan DS Najib bahawa jawatan dalam parti tidak semastinya menjjadi ilihannya dalam PRU-13, namun calon adalah pilihan rakyat itu sendiri. Rakyat akan menilai individu yang akan diketengahkan melalui laporan-laporan agensi yang ditugaskan membuat laporan seperti JASA, KEMAS, anggota keselamatan, malah pemimpin akar umbi.

Peranan bloger juga akan diambilkira,kerana menurut Najib, media alternative ini kini telah melanda Negara, kerana itu maklumat daripadanya tidak boleh diambil mudah.

Laporan para NGO akan diambilkira dalam penentuan calon, kerana itu rekod wakil rakyat atau individu tertentu yang mempunyai cita-cita menjadi wakil rakyat adalah jasa pemimpin tersebut kepada rakyat, kebaikan kepada rakyat dan dekatnya dengan rakyat.

Rakyat masa kini telah bijak menyaring isu,maklumat atau berita sensasi. Rakyat kini menilai melalui pencapaian khasnya pencapaian fizikal. Bagi rakyat, hanya pembangunan fizikal sahaja yang boleh membantu mereka meneruskan kehidupan.

Cerita halusinasi tidak lagi menjadi penarik kepada rakyat, kerana bagi rakyat khasnya yang pendidikan mereka telah mengerti bahawa telah tibanya kerajaan mengalami kemampatan dalam penyediaan pekerjaan yang berbentuk makan gaji.

Bagi mereka yang berpendidikan apa yang mereka hendak adalah penyediaan peluang untuk diterokai. Mereka menginginkan keterbukaan peluang, peluang untuk berniaga, peluang mendapatkan kemudahan pinjaman bank, kemudahan mendapatkan pelesenan dan kemudahan infrastruktur yang memudahkan perniagaan mudah dilaksanakan.

Bagi generasi kini,mereka tidak lagi suka kepada hubungan kabel, mereka lebih suka kepada keterbukaan dan keadilan.Bagi mereka, keterbukaan adalah asas kepada kemajuan, asas kepada pencapaian, kerana hanya melalui keterbukaan, maka maklumat mudah diperolehi.

Tanpa keterbukaan, maka unsur pilihkasih akan terus wujud, unsur rasuah akan terus wujud, faktor ini adalah unsur pembantut bagi mereka yang baru dalam dunia perniagaan,kerana mereka tidak akan mampu bersaing dengan peniaga yang telah mempunyai kabel dan orang dalam.

Apakah pimpinan Kota Belud akan menjadikan isu-isu yang disebutkan di atas sebagai wadah perjuangan mereka? Atau kah rakyat umumnya dan khasnya ahli parti akan menentukan pemimpin pilihan mereka pada pemilihan parti maupun PRU-13 akan datang?

Terserah kepada para pemimpin yang ada sekarang dan bakal pemimpin atau rakyat serta ahli parti menentukanya. Fikirkan lah!

24 December 2009

71 MP BN Tidak Hadir Undi Bajet 2010 Satu Persoalan Kepada DS Najib

Kemenangan tipis Barisan Nasional (BN) dalam pengundian Bajet 2010 di Dewan Rakyat 14 Disember lalu membawa  persepsi bahawa DS Najib Tun Razak menghadapi krisis keyakinan.

"Hakikat bahawa 71 orang ahli Parlimen BN tidak hadir dalam pengundian untuk menerima belanjawan sulung yang dibentangkan oleh Najib tidak dilihat sebagai suatu kebetulan semata-mata oleh pasaran dan tokoh-tokoh perniagaan.

Dalam peristiwa itu, BN dibawa kerajaan Najib melalui saat paling mencemaskan apabila jumlah undi diperolehi terlalu tipis, di mana BN berjaya mengatasi pembangkang hanya dengan tiga undi sahaja (66-63) untuk membolehkan Bajet 2010 akhirnya diluluskan.

Mengenai apa yang didakwa sebagai reformasi ekonomi yang cuba ditonjolkan sebagai kekuatan Najib, tidak mendapat keyakinan kepada 71 MP?

Manakala pandangan (Prof) Jomo (K Sundaram) bahawa dasar ekonomi terbuka Najib tidak menyumbang kepada pertumbuhan ekonomi negara dipandang serius oleh pasaran.


21 December 2009

Hak Melayu dan Pribumi Akan Hilang Kerana Asas Kesamaan Pakatan: Presiden Perkasa

KANGAR 20 Dis. – Hak ketuanan Melayu akan hilang di Malaysia jika Parti Keadilan Rakyat (PKR) dan Pas terus diperalatkan DAP untuk menumbangkan UMNO menerusi sistem pilihan raya umum.

Presiden Pertubuhan Pribumi Perkasa Negara (Perkasa), Datuk Ibrahim Ali berkata, tanda-tanda ke arah itu semakin ketara ditunjukkan terutama di Selangor, Perak dan Pulau Pinang.

Menurutnya, sejak kebelakangan ini golongan bukan Melayu terutama Cina dan India semakin berani mempertikaikan hak ketuanan Melayu dan bumiputera di Malaysia.

“Mereka yang terdiri daripada ahli-ahli politik itu kian berani bertindak kerana puak-puak ini bersekongkol dengan PKR dan Pas,” katanya.

Beliau berkata demikian ketika berucap melancarkan Perkasa Perlis yang dihadiri kira-kira 500 orang di Hotel Putra Palace di sini malam tadi.

Ibrahim memberitahu, salah satu sebab bukan Melayu kian berani mempertikaikan hak ketuanan di negara ini ialah kerana mereka bersekongkol dan mendapat sokongan daripada PKR dan Pas.

Contohnya, kata beliau, apabila Penasihat PKR, Datuk Seri Anwar Ibrahim yang bercita-cita untuk menjadi Perdana Menteri terus diperalatkan bukan Melayu terutama DAP.

“Anwar sahabat saya. Beliau mahu menjadi Perdana Menteri dan menggunakan pelbagai cara bagi mencapai cita-cita itu. Anwar menjanjikan pelbagai ganjaran mengikut kemahuan orang Cina dan India yang menyokongnya.

“Orang Melayu di Malaysia perlu sedar, bahawa kedudukan mereka di tanah air sendiri kini umpama telur di hujung tanduk,” tegasnya.

Selain itu, Ibrahim menyatakan bahawa UMNO kini sedang berlumba- lumba dengan Pas untuk mendapatkan sokongan bagi meraih undi Cina melalui pilihan raya.

“Perkasa mendapati bukan sahaja Pas cenderung meraih undi Cina, UMNO pun sama. Dalam hal ini, Perkasa mengingatkan semua parti jangan sesekali menggadai maruah dan hak ketuanan Melayu hanya kerana kepentingan parti,” ujarnya.

Sehubungan itu, beliau mengingatkan ahli Perkasa agar sentiasa berani bertindak demi hak pribumi di Malaysia.

19 December 2009

Politik Kota Belud Hilang Kabut Nampaklah Gunung

Politik Kota Belud tidak sunyi daripada deruman ombak. Sejarah politik Kota Belud memang mewariskan hiruk pikuk yang berpanjangan, hingar bingar bagai muzik rock yang memekakkan telinga, mendengusnya jantung, memanaskan kepala malah mengerasnya kepalan tangan.

Politik Kota Belud tempatnya menguji minda orang berpolitik, mana kan tidaknya, kawasan ini yang paling ramai mencipta kepimpinan tertinggi negeri. Cuba tanya, jawatan apa yang belum disandang oleh wakil Kota Belud dalam arena politik di peringkat negeri? Semua jawatan pernah dipangku, apakah jawatan gabnor, ketua menteri ataupun menteri, malah speaker dewan undangan pun pernah disandang oleh wakil rakyat Kota Belud.

Poiltik Kota Belud juga mewarisi warna warni perpolitikan negeri. Kalau bukan kerana Kota Belud, Umno yang memerintah sekarang, belum tentu akan tahu di mana asal usulnya.

Walaupun, politik Kota Belud mencorakkan percaturan dan warna warni politik negeri ini, namun kesunyian mengenai gossip, sepak terajang politik yang negatif juga turut menumpang tuah. Isu kegagalan para pemimpinnya membawa pembangunan, isu pembangunan yang kononnya merugikan segelintir rakyat, isu pembangunan yang kononnya menguntungkan pihak kontraktor dan juga isu pemimpin yang salah laku dari segi moral politik telah mengambil tempat dalam warna warni politik Kota Belud.

Kota Belud adalah satu daerah yang unik kerana kawasan ini berdiamnya kaum-kaum yang saling memerlukan. Kawasan ini tiada kaum yang boleh menguasai kaum lain, atas sebab jumlahnya yang seimbang. Kawasan ini adalah daerah contoh, penyatuan kaum atas sebab yang disebutkan tadi.

Akhir-akhirnya akibat pertandingan merebut kepimpinan parti dalam soal ini parti Umno, sedikit sebanyak terburainya persefahaman antara etnik yang ada. Terburainya persefahaman ini bermula diambang PRU-12, dimana calon untuk daerah ini bagi kawasan parlimen kembali kepada asas atau zaman mula-mula merdeka, bahawa kawasan ini pernah diwakili oleh bukan anak watan daerah ini.

Ekoran pelonggaran tersebut, maka sokongan padu kepada parti BN telah melonggar, buktinya apabila majoriti yang diperolehi calon BN begitu merosot sekali, walaupun menang.

Belumpun meredanya perlonggaran pautan tersebut, perebutan jawatan ketua bahagian Umno, telah menyaksikan tewasnya penyandang. Tewasnya penyandang ini telah mengakibatkan percantuman yang diusahakan akibat pru-12 bukan menyempit malah melonggar.

Diluaran memang nampak tiada perbalahan, kerana pemenang beranggapan, bahawa "Winner Take All" namun hakekatnya tidak demikian.

Persoalanya sekarang, apakah corak dan permainan politik Kota Belud seperti yang telah diasaskan sebelumnya hanya berupa bueh atau riak-riak atau seperti carik-carik bulu ayam lama-lama bercantum semula? atau kah sama seperti kata bloger KELAPA MAWAR "Seperti enau dalam belukar melepaskan pucuk masing-masing"

Apabila kita baca blog KELAPA MAWAR umpamanya pokok pangkal tulis bloger ini tertumpu kepada para pemimpin Kota Belud yang telah season dan sekarang termasuk pemimpin baru yang baru muncul saudara Japlin Akim.

Bloger Kelapa mawar cuba mengetengah kebaikan,kekurangan dan malah hipotesis mengenai para pemimpin ini. Persoalannya apakah segala tulisan mengenai mereka ini akan menjadi pedoman atau sempadan kepada para pemimpin ini? atau kah mereka hanya beranggapan, bahawa tulisan-tulisan ini hanya merupakan kabut? apabila ditiup angin maka gunung akan ternampak semula.


17 December 2009

Pakatan Bergolak Walaupun Menang Pilihanraya Kecil

Jika dilihat pada angka, Pakatan Rakyat menang 6-2, iaitu enam daripada lapan pilihan raya kecil yang diadakan sepanjang tahun 2009.

Kemenangan PR tersebut adalah bagi kerusi Parlimen Kuala Terengganu (Terengganu) dan Bukit Gantang di Perak serta kerusi Bukit Selambau (Kedah), Penanti dan Permatang Pasir (Pulau Pinang) dan Manik Urai (Kelantan).

Manakala Barisan Nasional pula memenangi kerusi negeri Batang Ai, Sarawak dan Bagan Pinang, Negeri Sembilan.

Dari satu aspek, kemunculan pakatan pembangkang dilihat mampu memainkan peranan "mengawasi dan menegur" terhadap pentadbiran Barisan Nasional dalam melaksanakan tanggungjawab terhadap rakyat.

Di sebalik kejayaan tersebut, PAS, DAP dan Parti Keadilan Rakyat (PKR) yang membentuk pakatan pembangkang masih mencari formula terbaik ke arah mewujudkan persefahaman jitu sesama mereka.

Matlamat jangka pendek adalah jelas iaitu untuk membentuk kerajaan baru, namun dalam jangka panjang, perjuangan Pas untuk menubuhkan negara Islam tidak boleh diterima DAP.

Tanggungjawab untuk membawa ketiga-tiga parti kepada pemuafakatan terletak di bahu ketua pembangkang Datuk Seri Anwar Ibrahim yang berusaha agar percanggahan matlamat antara Pas dan DAP tidak menggugat keutuhan pakatan tersebut.

Namun begitu, riak-riak pergolakan tetap berlaku. Suatu ketika Pengerusi DAP Karpal Singh mengancam supaya DAP menarik diri jika PAS masih mahu melaksanakan hukum Hudud dan qisas sekiranya gabungan itu berjaya mengambil alih pemerintahan negara.

Menteri Besar Kedah Datuk Seri Azizan Abdul Razak pula bertegas bahawa PAS juga boleh membuat kenyataan berbentuk ugutan kepada DAP dan PKR sekiranya mereka enggan menerima cara Islam yang dibawa oleh parti itu.

Dalam pada itu, parti yang menerajui pentadbiran di negeri masing-masing berdepan pelbagai isu yang menggugat kewibawaan mereka.

Antaranya di Pulau Pinang, pentadbiran Lim Guan Eng berdepan dengan kemelut penduduk setinggan Kampung Buah Pala manakala Azizan di Kedah menghadapi isu perobohan pusat penyembelihan babi oleh Majlis Bandaraya Alor Setar (MBAS) sehingga wakil DAP Kedah/Perlis bertindak keluar dari gabungan di Kedah.

Di Selangor, kontroversi tercetus ekoran timbul isu moral berhubung exco kerajaan Negeri Selangor yang juga ADUN Bukit Lanjan Elizabeth Wong apabila gambar bogelnya tersiar di khalayak selain isu "kepala lembu" kerana bantahan penduduk terhadap cadangan memindahkan kuil.

Pentadbiran Menteri Besar Tan Sri Khalid Ibrahim juga teruja oleh desakan Pesuruhjaya PAS Selangor Datuk Dr Hasan Mohamed Ali supaya kedudukan Exco dari DAP Ronnie Liu dikaji semula kerana didakwa campur tangan dalam beberapa isu penguatkuasaan oleh pihak berkuasa tempatan termasuk melibatkan penjualan arak di kawasan majoriti Melayu.

PAS mahu Selangor menguatkuasakan garis panduan larangan penjualan arak secara terbuka sepertimana dilaksanakan di Kelantan dan Terengganu tetapi ditolak oleh Menteri Besar yang menyifatkannya sebagai bukan isu.

Di Kelantan, Menteri Besar Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat juga tidak sunyi daripada kontroversi terutama yang melibatkan menantunya yang menjadi Ketua Pegawai Eksekutif Perbadanan Menteri Besar Kelantan dan tawaran menunai haji untuk beliau oleh sebuah syarikat swasta.

Lebih hangat lagi ialah apabila Nik Abdul Aziz mencadangkan supaya PAS mengadakan Muktamar Agung Luar Biasa bagi menukar "dua tiga kerat" pemimpin parti itu yang dikatakan merujuk kepada Presiden Datuk Seri Abdul Hadi Awang, Timbalan Presiden Nasharuddin Mat Isa, Setiausaha Agung Datuk Mustafa Ali dan Pesuruhjaya PAS Selangor Datuk Dr Hassan Ali.

Ini kerana Nik Abdul Aziz dikatakan tidak boleh menerima apa jua cadangan ke arah kerajaan perpaduan dengan Umno dan BN.

Di Sabah, PKR dilanda krisis kepimpinan berikutan pelantikan Mohamed Azmin Ali sebagai ketua perhubungan negeri oleh Anwar yang mendorong Datuk Dr Jeffrey Kitingan meletak jawatan sebagai naib presiden PKR.

Tetapi tamparan paling hebat bagi pakatan tersebut ialah apabila pakatan itu hilang kuasa di Perak ekoran tindakan tiga wakil rakyat iaitu dua daripada PKR dan satu dari DAP mengisytiharkan diri menjadi anggota Dewan Undangan Negeri (ADUN) Bebas dan menyokong BN pada Februari lepas.

Dalam kemelut itu, pemimpin mereka dianggap "menderhaka" dan biadap dalam tindak-tanduk mereka terutama kerana tindakan undang-undang terhadap Sultan Perak Sultan Azlan Shah.

Ekoran itu, Karpal dengan marah menuduh Anwar tidak layak menjadi pemimpin bagi pakatan kerana mendakwa Anwar bertanggungjawab mempromosikan budaya lompat parti.

Seterusnya kenyataan anggota Parlimen Shah Alam dari PAS, Khalid Abdul Samad mengenai bai'ah atau sumpah taat setia bahawa akan jatuh talak tiga terhadap isteri masing-masing jika wakil rakyat mereka mengkhianati parti, juga mencetuskan kontroversi hebat.

Kontroversi yang berlarutan menimbulkan tanda tanya apakah laluan ke Putrajaya masih lagi jelas seperti dibayangkan Anwar awal tahun ini.

Ketika ini Pakatan memiliki 82 kerusi Parlimen berbanding 137 BN dan tiga Bebas.

15 December 2009

Media Alternatif Saingan Baru Kerajaan

MENTERI dalam Negeri Datuk Hishamudin telah menjahirkan amaran kepada para bloger yang menurutnya tidak beretika. Apakah amaran ini akan membuatkan para bloger menjadi musuh kerajaan, sehingga kemudahan laman blog akan ditutup? Sama-sama kita tunggu kesudahannya.

Selepas pemecatan Anwar Ibrahim daripada kabinet Dr Mahathir Mohamad, internet telah menjadi medan untuk melawan propaganda pemerintah yang didukung oleh media arus perdana.

Pada ketika itu lahirlah laman-laman web seperti Anwar Online, Laman Reformasi, Mahazalim, Mahafiraun, Laman Marhaean dan, pada penghujung 1999, Malaysiakini.

Penguasaan regim Dr Mahathir terhadap media arus perdana telah menyebabkan rakyat dahagakan sumber maklumat alternatif, tambahan pula media arus perdana seringkali "menggelapkan" berita-berita mengenai penentangan terhadap regim Dr Mahathir.

Pada ketika itu, akhbar parti pembangkang seperti Harakah dan akhbar independen seperti Eksklusif

Perubahan ini menyebabkan regim Dr Mahathir memulakan tindakan "ganas" terhadap media yang menentangnya pada 2000 apabila Harakah dihadkan pengeluarannya kepada dua kali sebulan (daripada lapan kali). Mingguan Eksklusif pula ditamatkan permitnya bersama majalah Detik.

Kebangkitan mahasiswa pada 2001 menyebabkan regim Dr Mahathir memulakan tindakan ganas mereka terhadap mahasiswa. ISA digunakan untuk menahan Mohd Fuad Ikhwan daripada Gamis dan Khairul Anuar Ahmad Zainuddin dari UBU.

Dr Mahathir gali 'lubang kubur'

Faktor penting yang membolehkan BN memerintah Malaysia lebih daripada 50 tahun, antaranya, kerana selama ini mereka memonopoli maklumat dan berita.

Sebelum internet, rakyat Malaysia hanya menerima maklumat dari satu sumber sahaja, yakni media arus perdana.

Media arus perdana seperti Utusan Malaysia, Berita Harian, New Straits Times, The Star, RTM dan TV3

Dr Mahathir ibarat menggali "lubang kubur" BN apabila menggesa rakyat cintakan teknologi maklumat (IT). Jika kita masih ingat, kempen Cinta IT ini begitu hebat sehinggalah penyanyi popular Siti Nurhaliza turut menyampaikan sebuah lagu Cinta IT yang seringkali dimainkan di TV dan radio.

Perkembangan media alternatif melahirkan sebahagian besar rakyat Malaysia yang bergantung dan lebih percaya kepada laman-laman web alternatif berbanding media arus perdana. Ia dapat dibuktikan apabila berlakunya sesuatu peristiwa besar, laman-laman web alternatif terpaksa menampung pembaca yang begitu ramai.

Kelumpuhan BN dalam memonopoli maklumat menyebabkan berlakunya gejala yang digelar "tsunami politik" pada 8 Mac 2008. Keberkesanan internet terbukti apabila BN kalah di hampir kesemua kawasan bandar di Semenanjung Malaysia dan hanya bergantung kepada undi penduduk luar bandar.

Jika tiada bantuan kerusi parlimen di Sabah dan Sarawak, sudah pasti BN akan turut terkubur dalam pilihan raya umum lalu.

Perkembangan teknologi maklumat telah menyebabkan lahirnya banyak medium baru di internet untuk menyampaikan maklumat seperti blog, Facebook dan Twitter.

Medium baru ini lebih mudah dan mesra untuk digunakan. Jika dahulu, pemerintah Malaysia hanya berhadapan dengan laman web, kini mereka terpaksa juga berlawan dengan blog, Facebook dan Twitter.

Ramai juga pemimpin BN yang terpaksa membuka blog, Facebook dan Twitter masing-masing untuk turut serta dalam “perang gerilla siber” yang begitu hebat di Malaysia.

Tambahan lagi ketika Malaysia dikatakan menuju ke arah sistem dua parti - apabila BN mempunyai pesaing dalam politik iaitu Pakatan Rakyat. Cabaran pada masa akan datang pasti semakin hebat.

Perjuangan ini tidak akan sia-sia. Hasilnya boleh dilihat hari ini apabila warga Malaysia menjadi lebih cerdik dan bijak politik berbanding pada waktu maklumat hanya dimonopoli oleh satu pihak. memainkan peranan besar yang mendorong perubahan trend pengundian orang Melayu untuk menyokong Barisan Alternatif. memainkan peranan sebagai jentera propaganda pemerintah. Penentang-penentang regim Dr Mahathir akan "dibelasah" melalui media ini.

13 December 2009

Tolak Ansur Dan Saingan Kaum: Catitan Perasmian Perkasa Pribumi Negara Cawangan Sabah

Mukadimah

Sejak akhir-akhir ini, gejolak antara kaum telah menjadi-jadi, apatah lagi hasil tiupan parti-parti yang ingin menonjolkan parti masing-masing agar supaya mendapat sokongan rakyat. Akibat, kegahiraan tersebut, maka isu perkauman ditonjolkan demi membangkitkan semangat kaum-kaum masing, sehinggakan asas pembentukan negara ini diketepikan.

SERING kita mendengar orang berkata bahawa penduduk pelbagai kaum atau bangsa, agama, budaya dan bahasa di Malaysia selama ini dapat hidup ``bersatu padu, aman dan damai'' kerana adanya semangat ``tolak ansur''. Siapakah yang bertolak ansur dan siapakah yang tidak bertolak ansur atau yang menjadi mangsa tolak ansur itu - isu ini makin terasa sejak mutakhir ini.

Sebenarnya, tolak ansur ini merupakan salah satu ``formula khusus'' yang dipersetujui antara orang Melayu dengan kaum-kaum lain semasa Persekutuan Tanah Melayu hendak mencapai kemerdekaan dahulu.

Formula itu ialah, orang Melayu bersetuju untuk memberikan hak kerakyatan kepada kaum-kaum bukan Melayu yang berada di Tanah Melayu berdasarkan prinsip jus soli.

Sebagai balasannya, kaum-kaum lain itu diminta menerima bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan dan bahasa rasmi negara ini, bersetuju supaya Islam dijadikan agama rasmi negara, dan menerima beberapa ``hak istimewa'' Melayu, misalnya dalam bidang perkhidmatan awam.

Sebenarnya, istilah ``hak istimewa'' orang Melayu itu tidak sesuai digunakan, kerana istilah ini boleh membayangkan atau boleh disalahtafsirkan oleh orang lain bahawa orang Melayu telah mengisytiharkan dirinya sebagai bangsa yang ``istimewa'', sebagai golongan kelas pertama, manakala kaum-kaum lain jatuh ke tahap kelas kedua dan ketiga.

Padahal apa yang dikatakan ``hak istimewa'' orang Melayu itu adalah ``hak'' yang diwarisi oleh bangsa Melayu dalam sejarahnya sejak ratusan tahun dahulu, sebelum kedatangan bangsa-bangsa lain di rantau Melayu ini. Misalnya, bahasa Melayu sudah menjadi bahasa kerajaan Melayu, bukan sahaja di Tanah Melayu bahkan di seluruh rantau yang disebut rantau kepulauan Melayu ini sejak sekurang-kurangnya abad ke-12 lagi. Agama Islam juga adalah agama yang dominan di rantau ini.

Jadi, apa yang berlaku ialah warisan atau sejarah ini dikekalkan dalam negara Melayu yang merdeka, yakni yang dibebaskan daripada penjajahan British. British menjajah Tanah Melayu, negeri dan kerajaan Melayu dan bangsa Melayu, bukan negeri, kerajaan dan bangsa bukan Melayu.

Hal ini memang disedari oleh kaum-kaum bukan Melayu, maka kerana itulah apabila orang Melayu bangkit menentang gagasan atau muslihat Malayan Union dalam tahun 1946-1948, kaum-kaum lain tidak menyokong atau tidak ikut menentangnya; mereka menganggap bahawa Malayan Union itu adalah masalah antara orang Melayu, kerajaan Melayu, raja-raja Melayu, dengan kerajaan British, bukan masalah mereka.

Lagipun, pada masa itu mereka bukan rakyat Tanah Melayu, yakni bukan rakyat raja-raja Melayu, jadi tentulah rasa taat setia kepada kerajaan atau raja Melayu tidak ada dalam hati mereka. Mengapa mereka mesti menentang British untuk mempertahankan kedaulatan raja-raja Melayu?

Tetapi oleh kerana salah satu isu yang dibangkitkan oleh pihak British ialah isu perpaduan kaum setelah pihak British meninggalkan Tanah Melayu (seolah-olah semasa British memerintah negeri ini, kaum-kaum itu bersatu padu) maka orang Melayu dan pemimpin kaum-kaum lain bersetujulah mencari `formula'nya. Dari situlah timbulnya semangat tolak ansur tadi, dan sebahagian daripada formula tolak ansur ini dimaktubkan dalam Perlembagaan Persekutuan Tanah Melayu yang digubal oleh Suruhanjaya Reid yang anggotanya semuanya orang luar, dari England, dari India, Pakistan dan Australia - tidak ada seorang pun wakil Melayu atau wakil kaum-kaum lain yang duduk dalam suruhanjaya itu.

Selain formula yang diperlembagaankan itu, terdapat pula tolak ansur lain, misalnya, kuasa politik dan pemerintahan Persekutuan Tanah Melayu hendaklah dikongsi oleh orang Melayu dengan orang bukan Melayu. Maka dibentuklah Parti Perikatan UMNO-MCA-MIC yang memerintah negara ini dari tahun 1957 hinggalah ke hari ini. Teras parti atau kerajaan Barisan Nasional yang ada sekarang ialah perikatan UMNO-MCA-MIC yang dahulu itu.

Jadi, kalau Malaysia mahu terus menjadi negara yang dikatakan ``aman dan damai'', penduduk pelbagai kaumnya hidup ``bersatu padu'', maka formula tolak ansur yang asal itulah yang patut dipertahankan dan dihormati, jangan dipersoalkan, dijadikan isu lagi dan dicairkan dengan pelbagai tuntutan dan desakan yang lain, atau dimusnahkan dengan pelbagai tolak ansur lain yang dibuat oleh mana-mana kaum berdasarkan kepentingan politik, budaya dan ekonomi etnik masing-masing.

Istilah tolak ansur ini, dari segi maksud harfiahnya, boleh ditafsirkan berdasarkan perasaan dan kepentingan pelbagai pihak, dan orang tidak semestinya selama-lamanya menerima ``formula'' yang asal itu.

Cuba kita lihat ragam-ragam makna dan implikasi psikologi istilah ini yang boleh timbul dalam situasi perhubungan etnik, politik, budaya dan sosial di negara ini.

Istilah tolak ansur terdiri daripada dua perkataan yang mempunyai makna yang berlainan, iaitu ``tolak'' dan ``ansur'', Perkataan ``tolak'' bermacam-macam maknanya. Makna asasnya ialah `mendorong' atau `menyorong'. Apabila kita menolak sesuatu, kita menggerakkan sesuatu itu dari tempat asalnya ke tempat lain, atau kita mengalih kedudukannya. Misalnya, menolak kereta yang enjinnya tiba-tiba mati kerana bateri lemah, atau menolak meja atau kerusi. Tetapi perbuatan ini tidak sampai menyebabkan benda yang ditolak itu tumbang atau jatuh.

Tetapi perkataan ``menolak'' juga bererti perbuatan yang boleh menyebabkan sesuatu atau seseorang jatuh, tersungkur, tumbang, dan tergolek. Misalnya, kita boleh menolak seseorang yang sedang berada di tepi parit atau di tepi kolam, sehingga menyebabkan dia jatuh ke dalam parit atau kolam itu.

Tolak juga boleh bererti `mengurangkan'. Misalnya, ``10 tolak 8'' jadi 2. Dalam bahasa Melayu, makna ini digunakan dalam ilmu kira-kira. Maknanya sama dengan perkataan Inggeris minus atau subtract, lawannya `campur' atau `tambah' (dalam bahasa Inggeris plus atau add).

Perkataan tolak dalam bahasa Melayu juga boleh bererti `tidak mahu menerima sesuatu' atau `membuang sesuatu'. Misalnya, `pinangannya ditolak orang', atau `permohonannya untuk mendapat pekerjaan itu ditolak kerana dia tidak fasih berbahasa Inggeris', `calon itu ditolak pengundi', `menolak rezeki', dan lain-lain lagi. Perkataan ini juga digunakan secara metafora atau kiasan, misalnya dalam ungkapan seperti `menolak ombak' dan `menolak angin' (maksudnya, melakukan kerja yang sia-sia). Simpulan bahasa ``tolak tepi'' bererti tidak dipedulikan orang, atau dipinggirkan.

Lawan perkataan tolak ialah perkataan ``tarik''. Apabila kita menarik sesuatu kita melakukan perbuatan menghela sesuatu itu supaya bergerak ke arah kita. Simpulan bahasa ``tarik tali'' bererti sekejap mahu mengalah, sekejap tidak.

Perkataan ``ansur'' pula bererti `sedikit demi sedikit', misalnya dalam ayat seperti `keadaan ekonomi negara beransur baik', `hutang kereta (atau rumah) dibayar secara beransur-ansur tiap-tiap bulan'.

Perkataan ansur juga bererti bergerak meninggalkan sesuatu tempat sedikit demi sedikit, yakni tidak serentak, misalnya `para tetamu mulai beransur meninggalkan majlis'.

Jadi, kalau kita melihat makna istilah tolak ansur ini berdasarkan makna kata-kata yang membentuk istilah ini, bermacam-macam maknalah yang dapat kita berikan kepada istilah ini.

Istilah ini baru wujud dalam bahasa Melayu. Menurut kamus, ungkapan ini bermakna `saling menuruti atau saling memberi, atau berkompromi. Maksudnya barangkali sama dengan maksud ungkapan bahasa Inggeris give and take, makna harfiahnya ialah, memberi dan menerima, tetapi makna simpulan katanya ialah `beralah' atau `mengalah'. Kata akarnya ialah ``alah'' yang bermakna kalah atau tewas.

Makna Tolak Ansur yang membawa erti "Tidak merugikan"

Apabila seseorang itu beralah atau mengalah, dia menyerahkan kehendaknya kepada kehendak orang lain. Si suami boleh jadi mengalah kepada kehendak isterinya, boleh jadi kerana si suami itu terlalu menyayangi isterinya, lalu beralah atau mengalah kerana tidak mahu menyakiti hati isterinya dalam hal-hal tertentu. Orang yang berasa dirinya tidak akan rugi kalau dia beralah kepada orang lain, misalnya dalam pertengkaran atau perbahasan, maka dia akan beralah. Dalam hal ini, beralah belum tentu bererti `kalah'. Orang yang beralah itu boleh jadi hanya pura-pura ``mengalah''. Tetapi ``mengalah'' boleh bererti mengaku kalah.

Bertolak ansur, kalau menurut makna asalnya, boleh bermakna `beralah'', dan boleh juga bererti ``mengalah''.

Dalam perundingan diplomasi, misalnya, sering berlaku perbuatan `sorong tarik'; satu pihak cuba mempertahankan pendiriannya, pihak yang lain cuba memujuk untuk mendapatkan sedikit sebanyak `konsesi'.

Biasanya, pihak yang berasa dirinya kuat, tidak mahu mengalah, malah tidak mahu beralah. Pihak yang lemahlah yang biasanya selalu beralah dan akhirnya mengalah.

Tolak ansur ``yang adil'' hanya berlaku antara pihak-pihak yang berasa bahawa tolak ansur itu tidak akan merugikan pihak masing-masing.

Jika satu pihak berasa dirinya kuat, yang satu lagi lemah, tolak ansur selalunya akan menguntungkan pihak yang kuat itu. Pihak yang lemah tidak ada kuasa dan pengaruh untuk memaksa pihak yang kuat supaya beralah atau mengalah kepadanya. Contoh yang baik ialah, konfrontasi Amerika terhadap Iraq atau terhadap Saddam Hussein: Apa pun kehendak Amerika, termasuk kehendaknya yang terang-terang jahat, Iraq tidak mempunyai kuasa tentera untuk menentang kehendak itu. Beralah dia rugi, mengalah lebih lagi ruginya. Seperti kata pepatah Melayu, menang jadi arang, kalah jadi abu.

Jadi, soal menang kalah dalam dunia hari ini tidak lagi bergantung pada taktik tolak ansur tetapi bergantung pada kuasa, kekuatan (baik kekuatan politik, ekonomi, mahupun kekuatan tentera dan senjata perang) dan daya saingan.

Di Malaysia sekarang, kita perhatikan bahawa orang Melayu tidak dapat dikatakan bangsa yang mampu bertolak ansur lagi, kerana sebagaimana kita tahu, masalah yang dihadapi oleh orang Melayu hari ini, dalam hampir semua lapangan, makin lama makin serius. Setelah sekian lama merdeka - kemerdekaan yang dituntut oleh orang Melayu setelah mereka menentang Malayan Union - orang Melayu masih lemah dalam bidang ekonomi, berbanding dengan kaum-kaum lain.

Bangsa Melayu tidak menguasai sektor swasta - sektor pembangunan negara ini. Pengaruh sektor awam atau sektor pentadbiran awam yang masih didominasi oleh orang Melayu tentunya bergantung pada kecekapan dan keberkesanan birokrasinya untuk mengawal kuasa sektor swasta yang kian berpengaruh dalam menentukan kemajuan kaum-kaum di negara ini dalam bidang ekonomi, perniagaan dan teknologi.

Dalam bidang pendidikan, masalah orang Melayu tidak habis-habis. Walaupun kemajuan orang Melayu dalam bidang ini sudah jauh lebih baik daripada keadaannya sebelum kemerdekaan, tetapi jurang ketidakseimbangannya dengan kemajuan kaum-kaum lain dalam bidang ini makin lama makin meluas.

Dalam bidang politik kuasa demokrasi Melayu tidak lagi sekuat dahulu. Para pemimpin politik Melayu sendiri mengakui keadaan ini apabila mereka berkata bahawa orang Melayu terpaksa bergantung kepada undi bukan Melayu untuk terus berkuasa atau berkongsi kuasa di negara ini.

Dalam BN hanya ada parti UMNO sahaja, tidak ada parti Melayu lain. Ini bererti, lemah UMNO lemahlah kuasa politik dan kuasa pemerintahan Melayu. Apakah ada alternatif lain?

Dalam situasi seperti ini, gagasan bahawa orang Melayu mesti mengekalkan ``ketuanan''nya atau menjadi bangsa contoh di negara ini, tidak akan bermakna lagi. Akibatnya nanti, formula tolak ansur yang dipersetujui dalam tahun 1957, seperti yang tersebut di atas, boleh sahaja ditolakansurkan lagi melalui persaingan yang lebih pragmatik.

Bangsa yang lemah tidak mampu bertolak ansur secara beralah atau secara mengalah. Mereka akan menghadapi masalah untuk mengekalkan apa jua hak yang masih ada padanya dalam dunia yang nasibnya tidak lagi dapat diselamatkan melalui ideologi tolak ansur yang formal itu, melainkan diselamatkan melalui kecekapan bangsa itu, melalui daya saingnya dalam segala bidang, dan lebih penting lagi melalui kecekapan dan kebijaksanaan para pemimpinnya.

Para pemimpin yang tidak mempunyai mutu moral yang tinggi, para pemimpin yang korup, misalnya, pasti tidak akan dapat menyelamatkan bangsanya.

Walhasil, tolak ansur tidak sama dengan perbuatan sorong papan tarik papan atau seperti permainan tarik tali, satu pihak melonggarkan tarikan talinya, yang satu lagi menarik tali yang sudah longgar itu.

Jika ``permainan diplomasi'' seperti ini terus berlaku di negara ini, belum tentulah perpaduan antara kaum akan dapat berkekalan.

Disini lah Perkasa Pribumi Negara perlu menyahut cabaran!

11 December 2009

Najib: Media Baru Penting Untuk Masa Depan Poltik dan Sivil

Datuk Seri Najib Tun Razak berkata beliau sentiasa mengatakan media baru memainkan peranan penting kepada masa depan politik dan sivil rakyat negara ini.

Perdana Menteri berkata medium itu penting bagi kebenaran didedahkan melalui laporan yang bertanggungjawab.

"Oleh sebab itu saya amat berminat bila mendapati ada satu Kod Etika Penulis Blog yang mungkin boleh diterima pakai oleh para penerbit," kata beliau dalam blognya www.1malaysia.com.my pada hari Khamis.

Disiarkan dalam laman berita internet, garis panduan untuk penulis blog itu didasarkan kepada kod etika Persatuan Wartawan Profesional yang berpangkalan di Amerika Syarikat.

Berikut adalah beberapa petikan bahawa penulis blog hendaklah:

- Jujur dan adil dalam mendapatkan, melapor dan menginterpretasi maklumat,

- Jangan sekali-sekali menciplak,

- Mengenalpasti dan membuat pautan pada sumber apabila sesuai dan boleh dilaksanakan,

- Jangan sekali-kali menyiarkan maklumat yang diketahui tidak tepat dan jika menyiarkan maklumat yang boleh dipersoalkan, pastikan dijelaskan akan keraguan tentang maklumat tersebut,

- Bezakan antara sokongan, komentar dan maklumat berdasarkan fakta,

- Mengakui akan kesilapan dan membetulkannya dengan segera,

- Perlihatkan cita rasa yang baik. Elakkan daripada memenuhi kehendak rasa ingin tahu yang mengerikan atau sensasi,

- Jelaskan setiap misi blog dan alu-alukan dialog dengan khalayak ramai tentang kandungan dan cara pengendaliannya oleh penulis blog,

- Mendedahkan pertentangan kepentingan, penggabungan, aktiviti dan agenda peribadi,

- Mematuhi standard yang tinggi yang sama seperti mana yang mereka harapkan daripada pihak lain.

Najib berkata beliau mendapati standard seperti itu amat penting ke arah membina satu dialog yang dihormati serta produktif dan akan berusaha untuk patuh kepada standard itu sedapat mungkin.

10 December 2009

Benarkah Pemimpin Pilihan Parti Juga Pemimpin Rakyat??

Sebelum PRU-12, pernyataan ini ada benarnya bagi pemimpin barisan nasional, kerana sebelum itu siapa sahaja pemimpin sesebuah parti yang mempunyai hierakhi dalam parti, pasti menang dalam pilihanraya.

Tidak hiranlah apakah pemimpin yang dipilih oleh parti itu ada skandal tertentu, tetapi apabila bertanding pasti menang. Disebabkan itulah, di setiap pemilihan parti, individu yang ingin mendapatkan tempat dalam parti bertungkus lumus jiwa dan raga serta kewangan untuk mendapatkan tempat dalam parti.

Selepas PRU-12, imuniti yang ada kepada pemimpin sesebuah parti BN ternyata tercacat, kita menyaksikan ramai pemimpin parti BN yang kecundang. Melalui PRU-12, rupanya pemimpin sesebuah parti yang dipilih oleh ahli-ahli parti, bukan lagi merupakan pemimpin di mata rakyat.

Pada 24hb April, 2009, Perdana Menteri yang juga presiden UMNO telah mengumumkan senarai kepimpinan UMNO dalam majlis tertinggi UMNO maupun Pengerusi perhubungan UMNO negeri berserta timbalannya. Dalam perlantikan tersebut, asasnya adalah mereka yang telah menang dalam parti, walaupun ada yang tewas dan tidak bertanding turut juga dilantik atas alasan bahawa pemimpin yang dilantik itu dirasakan masih dapat menyumbang kepada parti.

Pesanan rakyat melalui PRU-12 rupanya telah menjadi asas utama kepada Datuk Seri Najib dalam melantik safnya dalam MT UMNO. Beliau merasakan bahawa kemenangan dalam pilihanraya tidak semestinya calon itu adalah mereka-mereka yang dipilih oleh ahli-ahli parti, kerana ahli parti hanya sebahagian kecil daripada pemilih pada masa pilihanraya.

Diharapkan bahawa barisan kepimpinan UMNO kali ini dapat menghakis anggapan rakyat , bahawa pemimpin sesebuah parti itu bukan merupakan pemimpin di mata rakyat. Krisis anggapan atau persepsi bahawa pemimpin tertinggi atau pemimpin yang diketengahkan kepada rakyat bersifat “saya ini pemimpin”. dapat diperbaiki dan kalau boleh dijadikan sempadan serta dilipat baik-baik dalam lipatan sejarah para pemimimpin yang pernah melakukannya.

Slogan Perdana Menteri” Satu Malaysia, Rakyat Didahulukan dan Pencapaian diutamakan” semoga mejadi landasan kepada saf baru ini selain prinsip 6M: Musyaratah (menepati syarat kejayaan) Mua'tabah (menghakis sifat-sifat buruk) Mu'aqabah (mengekalkan tindakan yang benar) Muraqobah (mengawal diri secara berterusan) Muhasabah (menilai diri) dan Mujahadah (berusaha bersungguh-sungguh).

Rakyat yang menolak sebahagian pemimpin BN melalui PRU-12 maupun pada 7 pilihanraya kecil, tiga parlimen dan 4 DUN selepas PRU-12 menunjukan rasa geram sebahagian pengundi dan masih tidak dapat menerima bahawa mereka perlu diwakili oleh parti BN.

Selain rasa geram sebahagian rakyat, ada juga rakyat yang beranggapan bahawa pilihan alternatif terpampang di depan mata, bagi mereka yang berpandangan demikian, siapapun yang mewakili mereka dan pihak manapun yang menang status quo keputusan PRU-12 tetap sedemikian sehinggalah menjelang pru-13.

Mereka telah bosan dengan keadaan yang serupa selama berpuluh-puluh tahun, mereka ingin berubah. Mereka terbiasa dengan kapal yang sama, mereka merasakan bahawa kapal yang sedia ada tidak dapat menampung lagi muatan yang banyak, kerana telah mengalami renovasi sana sini. Mereka hendak merasakan kapal baru.

Lumrah manusia, selalu berkehendakan yang baru-baru. Hendak pakaian baru sempena menyambut hariraya, tahun baru atau perayaan-perayaan keagamaan lain. Mengubah persepsi yang melanda rakyat kini amat sukar.Mereka telanjur membuat keputusan. Mengubah keputusan mereka memerlukan masa, walaupun merubah keputusan amat mudah dilakukan jika kehendak dan aspirasi seorang itu terkena PILARNYA.

Sebahagian anggota parti pemerintah menyalahkan penolakan sebahagian rakyat ini kepada nahkoda yang mengendali. Menurut mereka, kerana nahkoda yang tidak becus kurang luwes, maka rakyat berpaling tadah. Mereka inginkan penggantian nahkoda untuk mengemudi kapal yang sama. Menurut mereka, semoga nahkoda yang baru, dapat mengemudi kapal dengan berhati-hati, mengelak terlanggar karang-karang di laut, mengelak badai yag bertiup, mengurangkan muatan yang bersifat “melukut ditepi gantang”, menenggalamkan muatan yang dianggap kedaluwarsa, disamping menjemput naik muatan baru yang segar-segar dan dianggap baru dan masih berbungkus kerana baru.

Nampaknya melalui nahkoda baru dengan para kelasi yang baru, cara pengemudian yang baru, cara menentukan arah yang serba baru, walaupun tujuan destinasi adalah sama.

Para pengendali kapal lama yang serba baru, diharapkan dapat mengubah anggapan rakyat, bahawa kapal lama tidak boleh ditumpangi lagi, boleh tertarik semula menumpang kerana walaupun kapal lama, tetapi kapal ini telah dilakukan “overhull” yang menyeluruh, di mana peralatan yang lapok telah diganti dengan yang canggih-canggih, enjin lama telah digantikan enjin terkini, Cuma mempertahankan badan yang lama kerana ada unsur sejarah dan warisan.

Pertaruhan barisan atau saf baru UMNO ini adalah kapal lama yang telah canggih menghadapi kapal baru yang belum teruji di lautan badai dan masih separuh jalan menuju destinasi yang masih di cari-cari.

Semoga saf baru ini dapat mencari pemimpin seperti mereka untuk diketengahkan kepada rakyat yang benar-benar pemimpin di mata rakyat, bukan di mata ahli-ahli parti. Kata bidalan: Biar riuh seluruh kampung, kampung terus maju dan tidak tersia-sia.

Pertanyaanya sekarang, adakah pemimpin seperti itu? Dalam rekod telah tercatit nama Tan Sri Isa Samad sebagai pemimpin yang mana di mata para ahli Umno dan Pakatan termasuk Tun Mahathir, bahawa Isa Samad berpekong, namun di mata rakyat, beliaulah WIRA.

9 December 2009

Apabila Orang Politik Jadi Rujukan

AHLI politik adalah rujukan rakyat. Segala tindak tanduk dan perilaku mereka terkesan di mata rakyat. Kenyataan kontroversi ahli politik akan menjadi bualan rakyat. Sekalipun untuk tujuan menghina musuh politik, sepatutnya harus ditangani dengan cara yang lebih bijaksana, sewajarnya menggunakan akal budi.

Jelas isu ini nampaknya menyakitkan hati masyarakat khususnya orang Melayu. Tidak kira di kalangan pemerintah mahupun parti pembangkang. Barang diingat sekalipun ahli politik yang gambarnya dipijak mungkin bukan pilihan pengundi Melayu semasa Pilihan Raya Umum ke-12 (PRU12), penghinaan seperti itu bagaikan cubit paha kanan, paha kiri terasa juga.

Pemimpin DAP harus memahami bahawa kemenangan mereka di kawasan majoriti Melayu tidak sepatutnya dibalas dengan perbuatan memijak gambar pemimpin Melayu. Orang Cina juga tentu tidak suka pemimpin mereka dipijak gambarnya, ajaran agama mana pun tidak membenarkan perlakuan buruk seperti itu.

Sejak PRU12, sudah berlaku beberapa cubaan 'mencabar sensitiviti Melayu' oleh pemimpin bukan Melayu dan menimbulkan kemarahan ramai. Jelas usaha kumpulan ini sebenarnya menunjukkan betapa tidak sensitifnya mereka kepada pengorbanan masyarakat Melayu selama ini.

Malah tindak tanduk mereka ini sebenarnya boleh menggugat usaha dan aspirasi mewujudkan sebuah negara harmoni dan sejahtera. Penulis percaya usaha mereka ini bukanlah mewakili majoriti masyarakat bukan Melayu di negara ini.

Sebagai contoh ramai rakan penulis berbangsa Cina dan India kesal dengan tindakan pimpinan politik bukan Melayu yang dengan sengaja cuba menimbulkan ketegangan antara ahli masyarakat berbeza etnik, agama dan budaya itu.

Nampak jelas sekali walaupun mereka mempunyai pendidikan tinggi, faham sejarah negara serta tahu akibat buruk kenyataan tersebut, tetapi tindakan mereka tidak pula melambangkan kebijaksanaan mereka sebagai pemimpin.

Kalaulah sesuatu yang buruk berlaku antara kaum di negara ini kerana kenyataan sedemikian, apakah kalangan ahli politik rasis ini akan bersedia dan berupaya menyelesaikan apa yang telah mereka mulakan. Atau mengambil keputusan lari dan bersembunyi membiarkan rakyat menderita dan bermusuhan sesama sendiri? Budaya melabel dan penghinaan berasaskan kaum dan menimbulkan rasa benci antara kaum bukanlah budaya murni yang akan membina negara.

Masyarakat Malaysia harus diterima sebagai sebuah negara multi etnik. Tidak mungkin satu kaum sahaja yang akan berjaya membangunkan negara ini. Kesatuan secara bersama sangat diperlukan untuk memajukan masyarakat. Seharusnya adab dan budi mulia dijunjung dan toleransi disanjung oleh semua pemimpin tanpa mengira kaum. Malah jika mana-mana kaum bercitacita untuk menguasai semua yang ada di negara ini, percayalah akhirnya kaum itu pasti akan kehilangan semua miliknya.

Jika masyarakat Cina ingin menguasai seluruhnya kekayaan ekonomi Malaysia sehingga menjadikan orang Melayu dan India miskin papa kedana, natijah yang telah berlaku di negara jiran sedikit masa dahulu pasti akan berulang di negara ini. Ia perlu dijadikan pengajaran. Begitu juga jika orang Melayu bercita-cita untuk menguasai seluruhnya kuasa politik negara ini, natijah yang sama juga tidak mustahil akan melanda negara.

Hakikat ini penting untuk diterima, difahami dan dipertimbangkan di dalam apa juga perancangan oleh semua pimpinan politik. Itulah sebabnya apabila sekali-sekala orang Melayu membuka mulut untuk mempertahankan hak dan maruah mereka, janganlah mereka akan dianggap rasis dan prejudis kepada kaum lain. Penulis ialah Pensyarah Sosiologi Pendidikan, Fakulti Pendidikan, Universiti Kebangsaan Malaysia.

8 December 2009

Politik Pembangunan Umno/BN Masih Releven Kah??

Dari dahulu lagi politik pembangunan memang melekat pada UBN. Setiap PRU dan PRK,isu utama UBN adalah pemabangunan, sehinggakan ditafsir oleh lawan sebagai usaha merasuah rakyat.

Kerajaan yang mana tidak membawa isu pembangunan, jika ianya berkuasa,kerana melalui pembangunan sajalah rakyat dapat menilai bahawa kerajaan itu membela rakyatnya. Persoalannya sekarang, kenapa isu pembangunan ini kurang mendapat tempat di hati majoriti rakyat? Dapat dikatakan demikian, kerana pada PRU-12, isu utama UBN adalah pembangunan, kemudian isu pembangunan ini terus diuar-uarkan untuk 9 PRK setelah pRU-12. Dalam 9 PRK itu,hanya di Batang Ai, Sarawak dan Bagan Pinang, Negeri Sembilan sahaja rakyat menerima isu pembangunan ini.

UBN mulai sekarang mesti mencari formula baru, di samping isu pembangunan, juga mesti dilengkapkan dengan isu-isu kemasyarakatan, terutama isu-isu agama,keadilan sosial, keadilan agihan kekayaan negara, di samping merubah pendekatan kepada rakyat.

Melalui PRK Manek Urai, mungkin UBN boleh mengguna pakai pendekatannya di situ sebagai penanda aras pendekatan kepada rakyat dan sudah tentunya di tokok tambah apa yang patut dan terasa terlepas pandang.

Para kempener UBN di Manek Urai kena berkongsi pengalaman dengan rakan-rakan UBN di seluruh negara, agar penyelarasan berkempen dapat dirumuskan dan nantinya diguna pakai pada pilihanraya berikutnya. Tujuan penyelarasan ini adalah agar supaya pendekatan UBN itu senantiasa tersusun, luwes dan kompak.

Para pemimpin pelapis UBN kena berkerja keras mulai sekarang di samping menterjemahkan arah tuju kepimpinan tetapi juga penyampaian arah tuju ke peringkat akar umbi mesti dilaksanakan dengan telus tanpa agenda terselindung.

Jika DS Najib merasakan bahawa masa 24 jam terasa terlalu singkat, kerana memikirkan bagaimana memajukan negara dan rakyat, para pemimpin pelapis juga kena turut agar supaya, rakyat mengerti bahawa UBN serta para pimpinannya berjuang demi negara dan rakyat.

Hasil PRU-12 dan PRK kecil, memaksa seluruh kader-kader dan pemimpin UBN berkerja dari permulaan demi menarik hati rakyat. Melalui 9 PRK, hanya di Manek Urai dan Bagan Pinang sentuhan naluri rakyat di temukan, di sini adalah jelas, menawan hati rakyat tidak semudah seperti yang kita fikirkan, kerana perlu waktu dan proses.

7 December 2009

Akan Ada Masa Kah Kemiskinan Terhapus???

Masalah kemiskinan yang berlaku dalam negara ini tidak mungkin dapat diselesaikan kerana pemimpin Umno mahu menjadikan golongan ini sebagai umpan pilihanraya bagi mengekalkan sokongan.

Sabah yang kaya dengan sumber alam tambahan lagi ada sumber minyak akan tetapi kekayaan hanya berlegar di kalangan orang kaya dan orang politik yang berkuasa.

“Harta negara ada berbilion-bilion tetapi harta negara berpusing di kalangan orang kaya dan orang politik. Tetapi apa yang berlaku hari ini orang yang sudah lama miskin tidak dapat dibebaskan dari kemiskinan, maka datang pula miskin yang baru, tak selesai.

“Umno suka orang miskin kerana senang mereka nak beli undi. Mereka beri bantuan kepada orang miskin cara subsidi ini tak betul, sepatutnya mereka ada perancangan untuk membebaskan rakyat dari kemiskinan,”.

Penyelewengan dan rasuah yang berlaku yang menyebabkan negara kehilangan kewangan dalam jumlah yang besar sehingga menjejaskan kehidupan rakyat.

“Apa yang berlaku kepada PKFZ, KWSP, Petronas adalah penyelewengan yang besar. Apa yang berlaku keatas isu ini kekayaan negara berpusing di kalangan orang kaya dan orang politik,”

Melihat Bajet Negeri Sabah untuk tahun 2010 yang dibentangkan oleh Ketua Menteri berjumlah RM 3.304 billion, tidak terkandung didalamnya perancangan khas atau khusus membasmi kemiskinan. Apa yang ada adalah "indirect" untuk membasmi kemiskinan. Perancangan seumpama ini telah berjalan sejak sekian lama, namun cara ini tidak mungkin boleh menghapus kemiskinan rakyat Sabah.

Pembentangan bajet oleh Musa Aman telah menggariskan bahawa perolehan kerajaan negeri disandarkan kepada cukai korporat dan bantuan kerajaan persekutuan. Nah, disini, sudah jelas bahawa penumpuhan kerajaan adalah pada syarikat-syarikat besar, demi mendapatkan cukai.

Bila kah? pembangunan Khas untuk rakyat miskin? apakah POIC atau SDC dapat mengatasi keadaan ini? sedangkan POIC dan SDC bercorak komersial yang menguntungkan entrepruner.

Benarlah jumpaan para penyelidik ilmu sosial, bahawa para pemimpin sekarang mahu status quo kemiskinan diteruskan, agar supaya mudah berkempen di masa pilihanraya. Orang miskin jadi taruhan demi mendapat undi dan menang.

Para pemimpin telah belajar dan mendapat iktibar bagi kawasan-kawasan yang telah maju, di mana undi rakyat di situ tidak memihak kepada kerajaan, malah condong kepada pembangkang kerajaan.

Berasaskan kepada keadaan ini,maka jauh dilubuk hati para pemimpin ini memajukan kawasan miskin ini, kerana takut akan kalah dalam pilihanraya berikutnya.

Ambil contoh daerah Semporna dan Kota Belud, Banggi atau Pitas, sejak dahulu kala diwakili oleh Kerajaan, namun.. hingga kini masih terberlakang.

4 December 2009

Antara Malu Dan Segan

Setelah membaca tulisan A Kadir Jasin Sepanjang Jalan kenangan mengenai gambaran sejarah kependudukan negara khususnya Ipoh-Perak yang menerangkan bahawa pada waktu dahulu menghisap candu dan meminum todi merupakan budaya yang sebati dengan buruh-buruh China dan India yang dibawah masuk oleh penjajah Inggeris ke Semenanjung Tanah Melayu.

Konotasi candu dan todi membawa erti bahawa jika seseorang menghisap candu dan meminum todi bagaimana biasanyapun seseorang itu, pasti pada suatu ketika pasti mengalami loyah maupun mabuk.

Apabila seseorang itu jatuh mabuk, maka penguasaan dirinya tidak terkawal, atas sebab- pergerakan, tindakan serta kelakuan bukan lagi ini berpandu kepada akal fikiran, tetapi berpandukan kepada kuasa candu dan todi.

Sering kita terbaca keputusan-keputusan mahkamah yang mendapati seseorang yang telah melakukan pembunuhan pada keadaan mabuk terlepas dari tiang gantung,kerana pertuduhan berubah kepada pembunuhan tanpa niat.

Di Sabah, banyak kejadian seumpama ini terjadi. Musim meminum terutama pada musim-musim menyambut perayaan seperti pesta keaamatan, krismas dan tahun baru. Pemandangan di kedai-kedai yang dibolehkan menjual minuman yang memabukan- ramailah penduduk negara ini menikmati minuman seperti stout, anchor, clasberg, mantako, malahan ada yang meminum whisky maupun brandy.

Akibat meminum minuman yang memabukan ini- telah berkali-kali peristiwa pembunuhan semasa sendiri terjadi. Di Sabah sahaja tahun 2008- berita yang sempat saya baca sahaja ada empat kejadian pembunuhan secara sesama sendiri kerana pengaruh minuman memabukan.

Rupanya sebab musabab kenapa seluruh agama melarang mengkonsumsi benda-benda yang memambukan kerana pengambilan benda-benda ini terlalu memudaratkan manusia.

Akibat mabuk bukan sahaja menghilangkan kewarasan kepada seseorang pada masa-masa tertentu, tetapi juga mengambil benda-benda yang memambukan ini boleh membawa kepada bencana ketagihan.

A Kadir Jasin secara tersirat menggambarkan pengalaman dan pengajaran yang beliau dapat semasa sehari suntuk berada di Ipoh- Perak pada 7 Mei 2009, menyaksikan kejadian dan tindakan para penyokong Pakatan yang berada dalam suasana mabuk, bertindak tanpa kewajaran, tanpa pertimbangan akal fikiran dan penuh emosi.

Rupanya di mata A Kadir Jasin- orang mabuk mempunyai kelakuan lain dari manusia normal dalam segala aspek sehinggakan bagi yang melihatpun merasa malu dan segan, kerana para pelaku adalah sebahagian dari rakyat negara ini, yang dikategorikan mempunyai sopan santun dan akhlak yang tinggi.

Mengambil iktibar mengenai keadaan ini ternampak sangat begitu gahirahnya para bloger kota belud, menuduh saya yang bukan-bukan atas sebab yang tidak diketahui. Apa kah kerana perbuatan mereka menempelak mereka sendiri? Atau senjata makan tuan, sehingga terpaksa terkejut dan bereaksi?

Apakah perbuatan mereka dengan menggunakan blog dummy menghantam orang-orang tertentu terutama para pemimpin Kota Belud memakan tuan, sehinggakan mengundang kedatangan seorang bloger tidak diundang datang menerpa dengan mengatas namakan dirinya sebagai senyumkambing membongkar perlikau seorang AJK Bahagian Umno yang bercita-cita menjadi yang berhormat.

Pembongkaran senyum kambing tersebut begitu pedas sekali kerana seolah-olah kejadian diketahuinya benar-benar berlaku. Lantaran daripada itu para bloger ini sekonyong-konyong melemparkan mengaitkan nama saya? sedangkan saya tidak adapun sebabpun untuk dikaitkan.

Berbagai andaian yang dilontarkan untuk saya campurtangan, tetapi semua andaian itu merupakan rekaan pengendali blog-blog tersebut.

Dengan menganalisis cemohan senyumkambing yang dipostkan melalui blog saya; saya dapat membuat kesimpulan seperti berikut:

Senyumkambing tidak berpuas hati kepada seorang individu bernama Roslan Mansor atas sebab-sebab berikut:

Semasa dalam pemuda Umno Roslan Mansor diberi tanggungjawab mengagihkan peruntukan pemuda semasa kempen pilihanraya tahun 2004, namun dikatakan tidak mengagihkan peruntukan tersebut, sebaliknya menggunakan peruntukan itu untuk diri sendiri.Komen saya. Pada tahun 2004 saya sedang berkerja di Istana Johor, saya belum pulang ke Sabah. Saya hanya pulang ke Sabah pada bulan November 2007.

Kedua: Senyumkambing tidak berpuashati kepada saudara Roslan Mansor sempena PRU-12, dimana kononnya saudara Roslan Mansor berkempen untuk parti lawan, sedangkan saudara Roslan Mansor mendapat peruntukan daripada Datuk Musbah untuk berkempen bagi pihaknya. Komen saya. Saya tidak pun terlibat dalam kempen tersebut, saya datang hanya untuk mengundi.

Ketiga: Senyumkambing tidak berpuashati tentang kelibat Saudara Roslan Mansor semasa pemelihan UMNO, kerana Saudara Roslan dikatakan bersifat “gergaji serampang mata” dan Isteri Saudara Roslan haji Mansor dikatakan menyokong Kakak Kepada Datuk Salleh Datin Saidatul Badru. Komen saya, hanya saudara Roslan sendiri yang boleh menjawab, dipihak saya, saya tidak terlibatpun pada kempen tersebut, saya bukan lah perwakilan maupun ketua cawangan.

Berasaskan kepada cemohan senyumkambing tersebut, dimanakah asasnya saya terlibat? Kedua atas asas apa saya terlibat? Ketiga atas tujuan apa saya terlibat? Keempat, saya tidak tahu apapun mengenai Roslan Mansor, kerana semasa di kampong, saya tidak rapatpun dengannya. Kelima saya bukanlah saingan kepada Roslan Mansor, baik dari segi politik, kerjaya atau pun dari sudut-sudut lain.

Saya sungguh hairan, kenapa kah para bloger Kota Belud begitu melenting, kerana ada tuduhan kepada Saudara Roslan Mansor, maka terus dilemparkan kepada saya, saya lah pelakunya? Apa kah, ada diantara sudara bloger atau saudara Roslan Mansor sendiri telah membuat berbagai tomahan melalui blog saya dengan menggunakan blog dummy, sehinggakan terasa seperti kata peribahasa Siapa Yang Makan Lada Akan Terasa Pedasnya.

Apa kah benar apa yang dikatakan oleh senyumkambing tersebut? Jika sekiranya benar, maka orang yang mengetahui cerita tersebut adalah orang yang pernah berkerja sebumbung dengan orang yang dimaksudkan. Kalau tidak pun mereka pernah bekerjasama dalam satu tim kempen misalnya.

Berasaskan kepada pengalaman saya, musuh tidak mudah menjatuhkan musuhnya,kalau senjata musuhnya tidak diketahuinya dengan tepat. Berasaskan pengalaman saya, seorang kawan rapatlah yang biasanya dapat menjatuhkan seseorang. Anwar Ibrahim jatuh dari kedudukan Timbalan Perdana Menteri bukan oleh Lim Kit Siang atau Nik Aziz, akan tetapi oleh Tun Mahathir sepasukannya dengannya.

Nik Aziz sejak 20 tahun yang lalu cuba dijatuhkan oleh kerajaan Barisaan Nasional, hingga kini belum jatuh-jatuh, ini lah contoh, bagaimana musuh terlalu sukar dijatuhkan oleh musuh. Namun bagi pengalaman Anwar Ibrahim, tidak sampai seminggupun mantan TPM itu jatuh tersungkur.

Jadi bagi Saudara Roslan Haji Mansor dan para rakan dan kawan blogernya, cubalah pandang kiri dan kanan, depan dan belakang, berfikir sejenak kenapa kejadian seumpama ini boleh terjadi.

Kenapakah serangan pribadi kepada saudara Roslan Haji Mansor tiba-tiba timbul melalui blog senyumkambing. Saudara Roslan Haji Mansor perlu ingat, saudara mempunyai masa depan dalam politik, kerana itu adalah cita-cita dan perjuangan saudara.

Di lain pihak saya tidak pun minat dalam politik dan kedua saya tidak ada masa depan dalam politik. Masa saya telah berlalu, masa saya telah menjadi sejarah. Mengaibkan saya, tidak membawa apa-apa makna lagi, kerana peristiwa mengenai saya telah berlalu. Saya telah mengecapi kehidupan saya, saya telah merasainya. Cukup lah sekali menikamti semuanya itu, kerana fitrah kita hanya sekali. Kita sekali sahaja berada dalam kandungan ibu kita, sekali sahaja dilahirkan, sekali sahaja menjadi kanak-kanak, sekali sahaja menjadi remaja, sekali sahaja menjadi dewasa dan sekali sahaja mengalami kematian.

Saudara bloger Kota Belud, saya tidak melarangpun saudara-saudara membuat andaian bahawa saya pemilik blog ini dan itu, tetapi hakikatnya bukan lah demikian. Sepanjang saya menulis di alam cyber, saya jarang sekali membuat komen dalam blog-blog yang saya layari, hanya jika tulisan tersebut berkualiti, maka saya akan memberi komen puji-pujian demi mendorong agar pengendali blog tersebut meneruskan berkarya dengan mutu dan standard yang sama.

Dalam blog saya pun jika ada yang memberi komen terkeluar daripada tulisan saya, biasanya saya tidak siarkan, kecuali komen bloger senyumkambing dan abunawas yang bertubi-tubi memberi komen diblog saya, itupun setelah saya menyaringkannya dengan teliti.

Mengenai komen abunawas yang mengaibkan saya, saya tidak boleh berbuat apa-apa, itu hak dia. Saya hanya membacanya dan menambah semangat saya lagi untuk berkarya, kerana saya tahu ada juga peminat saya, walaupun peminat itu memberi tomahan.

Saya sedar, peminat ada dua jenis, peminat positif yakni yang melakukan puji-pujian dan peminat negative yakni yang mencemoh. Hakikatnya, kita sebagai insan biasa tidak akan terlepas daripada dua gejala ini.

Terlalu banyak asam garam yang saya telah lalui, unsur seperti ini sedikitpun tidak menganggu fikiran dan minda saya. Saya sudah terbiasa dilambung ombak, sudah terbiasa terdambar di karang, sudah terbiasa terdampar dipuncak gunung, sudah terbiasa mengharungi hutan belantara.

Jadi pesan saya, adalah lebih elok para bloger mengasa minda untuk menulis mengenai kebaikan, kerana perkara yang baik itu terlalu sukar untuk ditulis. Manakala perkara buruk itu terlalu mudah dan senang dicipta dan ditulis. Atas sebab itu peribahasa mengatakan Panas setahun boleh dihapuskan oleh hujan sehari. Fikir-fikirkan lah.

3 December 2009

Tiada Siapa Yang Boleh Pengaruhi Rakyat Sabah: Sabah Bebas Memilih Kerajaan Yang Disukainya

DAKWAAN presiden Parti Maju Sabah(SAPP) Datuk Yong Teck Lee kononnya kerajaan pusat mengikuti jejak penjajah British dengan mempengaruhi minda penduduk negeri itu.

Dakawaan ini dinafikan Timbalan Perdana Menteri, kerajaan pusat sentiasa berlaku adil dan komited untuk membangunkan Sabah supaya setanding dengan negeri-negeri lain daripada segi pembangunan.

"Kita tidak akan menganaktirikan mana-mana negeri. Kita akan terus membela nasib rakyat tanpa mengira bangsa, keturunan dan agama termasuk di Sabah dan Sarawak tegas Tan sri Muhyiddin. Lagi pun rakyat Sabah bebas memilih kerajaan yang disukainya. Sejarah Sabah menunjukkan bahawa mana-mana kerajaan yang mengabaikan tangunjawabkan akan diketepikan. Rakyat Sabah telah matang dalam memilih hala tujunya. Tidak timbul bahawa kerajaan pusat mempengaruhi rakyat Sabah sepertimana dakwaan Yong.

Mengulas dakawaan Yong, Muhyiddin menyifatkan Yong telah ketinggalan zaman dan tidak peka kepada perkembangan terkini.

Ketika merasmikan mesyuarat agung tahunan SAPP bahagian Putatan dan Petagas 1 Disimber lalu, Yong berkata Kuala Lumpur mempengaruhi rakyat Sabah sejak sekian lama agar kerajaan pusat dapat mengambil kesempatan terhadap kekayaan hasil bumi Sabah dan rakyat negeri itu dinafikan pelbagai peluang termasuk jawatan dalam perkhidmatan Persekutuan di negeri itu.

Sambil menolak dakwaan itu, Muhyiddin berkata kerajaan pusat telah memberi peruntukan yang adil kepada Sabah dan Sarawak terutama dalam membangunkan kawasan luar bandar.

"Sebenarnya Sabah mempunyai simpanan (daripada segi kewangan) yang besar dan di bawah Datuk Seri Musa Aman (Ketua Menteri) yang pandai mengurus ekonomi, ia meletakkan pentadbiran negeri ini di landasan yang betul," katanya.

Dalam hal ini, Timbalan Perdana Menteri mahu melihat anggota komponen Barisan Nasional terutama di Sabah supaya terus bekerjasama dan sefahaman.

"Kita mahu parti kita kuat dan kukuh....tiada perbalahan dan tiada masalah. Ada beberapa parti dalam BN yang kini ada masalah yang mungkin akan memberi kesan negatif kepada kita dan rakyat.

"Sebab itu, langkah proaktif perlu diambil untuk menyelesaikan masalah ini dengan segera," katanya.

Muhyiddin berkata Sabah akan terus menjadi komponen penting kerajaan pusat.

"Saya dan Perdana Menteri akan sentiasa melihat dan memberi perhatian khusus kepada apa juga yang diperlukan oleh negeri ini terutama dalam konteks pembangunan," katanya.

Beliau turut menyatakan keyakinan terhadap pertumbuhan ekonomi negara yang lebih baik tahun depan dan juga menekankan pentingnya rakyat memahami dan menyelami aspirasi gagasan 1Malaysia yang diilhamkan oleh Perdana Menteri.

Muhyiddin yang diringi Musa kemudian melawat tapak kawasan hab pendidikan untuk kawasan pantai timur Sabah seluas 542 hektar di km 16, Jalan Labuk di Sungai Batang, yang terletak dalam kawasan Dewan Undangan Negeri Sibuga.

Beza Beri Kemudahan dan Beri Projek

APA yang saya tahu dan faham berasaskan pengalaman bekerja suatu masa dahulu bahawa kemudahan awam itu biasanya diberikan atau disediakan oleh kerajaan dengan mempergunakan hasil kutipan cukai mahupun pendapatan daripada hasil bumi sesebuah negeri. Manakala projek tersebut akan terlahir apabila sesuatu kemudahan tersebut diberikan oleh kerajaan.

Kemudahan awam atau rakyat seperti jalanraya, pengairan, sekolah dan sebagainya adalah kemudahan yang disediakan oleh kerajaan. Untuk mengadakan atau menzahirkan kemudahan ini sudah tentunya ada pelaksananya. Dalam pelaksanaan ini timbul istilah projek. Projek dilakasanakan oleh kontraktor. Kontraktor yang bagaimana? Kontraktor pelaksana mestilah mempunyai lesen dan kelas menurut spek projek.

Dalam pengagihan projek pula bermacam-macam cara ada yang melalui sebutharga, ada yang melalui pembedaan, ada yang melalui tender terbuka atau cabutan undi.

Biasanya sepemberi kemudahan tersebut yakni kerajaan melalui wakil rakyat atau kementerian tidak lagi ikut sama dalam dalam pemberian projek. Pemberian projek dilakukan oleh pegawai-pegawai kerajaan yang diberikuasa mengagihkannya.

Kalau di peringkat daerah, pegawai daerah lah yang diberi kuasa, kalau di peringkat kementerian, setiausaha tetap kementerian lah yang diberi kuasa. Demikian juga di peringkat jabatan, pengarah jabatan itu lah yang diberi kuasa.

Jadi, apabila wakil-wakil rakyat memberi kelulusan mengenai sesuatu kemudahan, maka kemudahan tersebut tentu ada pelaksananya yakni kontraktor. Jika sepemohon itu juga seorang kontraktor dan mempunyai lesen yang sesuai untuk melaksanakan kemudahan yang telah diberi, maka sipemohon tersebut boleh ikut membeda, jika bedaannya terpilih atau terundi, maka boleh lah pemohon itu melaksanakan kemudahan tersebut dalam hal ini disebut projek. Akan tetapi jika sepemohon tersebut tidak mempnuyai lesen yang diperlukan, maka pasti ada kontraktor pelaksana yang akan dilantik untuk mengendalikan atau melaksanakan projek kemudahan tersebut.

Jadi, pemberi kemudahan adalah tugas kerajaan melalui wakil-wakil rakyatnya, manakala pemberi projek adalah kakitangan kerajaan. Dengan adanya paparan melalui pengalaman saya berkerja dengan jabatan kerajaan ini, mungkin akan berguna sebagai rujukan perbezaan antara pemberian kemudahan dan pemberian projek.

Di Kota Belud misalnya, kerajaan menyediakan sistem pengairan yang tersusun dan baik untuk jelapang padi Kota Belud ini disebut kemudahan, manakala kontraktor yang melaksana dan mengendalikan sistem pengairan tersebut mendapat projek tersebut. Kesimpulannya kerajaan memberi kemudahan,manakalah kerja-kerja yang dijalankan oleh kontraktor disebut projek.

Projek hanya boleh diberikan kepada kontraktor yang berlesen sesuai dengan spek kerja yang ingin dilaksanakan. Projek tidak boleh diberi kepada individu tidak berlesen, tetapi individu boleh diberi kemudahan akan tetapi tidak akan mendapat projek tanpa lesen.

2 December 2009

Iktibar Kepada Generasi Muda: Nik Aziz Mula Tak Hormat

Datuk Nik Abdul Aziz Nik Mat berkata beliau tidak akan meletak jawatan sebagai Menteri Besar Kelantan walaupun didesak pelbagai pihak. "Mustahil saya perlu akur dan meletakkan jawatan semata-mata kerana digesa oleh 200 orang budak-budak nakal, bawah pohon jati di pintu SUK (pejabat pentadbiran negeri Kota Darulnaim," katanya dalam satu kenyataan merujuk kepada demontrasi oleh satu kumpulan yang mahu beliau berundur kerana gagal memajukan Kelantan.

Kumpulan dikenali Jemaah Rakyat Prihatin Kelantan itu turut menyerahkan satu memorandum meminta beliau menarik balik kenyataan yang meminta penduduk Kelantan berdoa agar Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak ditimpa keburukan jika enggan memberikan wang royalti minyak kepada Kelantan.

Nik Aziz berkata beliau tidak akan menarik balik kenyataannya itu serta meminta maaf kepada Najib seperti yang dituntut oleh kumpulan itu. "Mengapa harus saya hiraukan suara budak-budak Umno yang tak sampai 200 orang itu supaya saya meminta maaf sedangkan Presiden Umno (Najib) selaku orang nombor satu pun tidak menyuruh saya meminta maaf atau menarik balik," katanya.

Sebelum ini, Najib berkata beliau tidak akan meminta Nik Aziz meminta maaf tetapi katanya beliau tidak faham kenapa doa sedemikian perlu dibuat kerana kerajaan pusat telah membantu kerajaan Kelantan dengan menyediakan wang ihsan dan peruntukan lebih RM7 bilion dalam Rancangan Malaysia Kesembilan walaupun negeri itu diperintah oleh Pas.

Perdana Menteri juga berkata Nik Aziz perlu sedar bahawa umat Islam melihat hasrat untuk mendoakan keburukan orang lain itu sebagai keterlaluan dan tidak melambangkan semangat Islam.-BERNAMA

Apa Itu Janji Politik??

GEGAP gempita apabila parlimen dibubarkan apabila ada pilihanraya kecil dimulai sudah. Masyarakat, termasuk di kampung saya mulai mengingat kembali dan membentang beberapa acara.

Di balairaya di kampung telah mulai dinaikan kain pemindang "undillah Calon...." demikian bunyi kain rentang dari parti tertentu. Kempen bermula setiap hari hingga ke hari pembuangan undi.

Setiap pemidato mengucapkan janji politik.

Berikut saya kemukakan definisi janji politik. Janji politik adalah sejumlah langkah strategik untuk memperoleh kedudukan politik yang mampu membangun blok politik dan segmen menupang atau mendukung atau pemilih yang setia dan fanatik.

Janji politik juga boleh ditafsirkan sebagai visi, misi dan program yang disampaikan seorang kandidat kepada masyarakat yang secara efektif memiliki daya serap dengan tingkat penerimaan yang tinggi dari masyarakat.

Jadi, janji politik merupakan janji apa yang akan dilakukan oleh seorang kandidat/calon ijka ia terpilih menjadi pemimpin.

Agar sebuah janji politik mampu mengikat masyarakat ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang kandidat, yaitu janji politik itu bernilai penting, istimewa, mudah dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, mempunyai daya imajinasi, daya tarik, daya perspektif dan daya ikat terhadap masyarakat.

Janji politik, ketika kandidat telah terpilih seringkali tidak dapat dipenuhi dikeranakan beberapa hal. Pertama, perkembangan situasi. Contoh nyata tentang hal ini adalah janji yang tidak akan menaikkan harga minyak.

Janji ini tidak dapat dipenuhi dikeranakan kenaikkan harga minyak yang mendadak di luar perhitungan kerajaan. Perhitungan kerajaan harga minyak hanya $ 1.80 seliter tetapi pada kenyataannya sekarang harganya menjadi $ 2.47 seliter dan bahkan cenderung akan naik terus.

Situasi ini menyebabkan janji politik kerajaan tidak dapat dipenuhi. Kedua, penentuan program, kegiatan dan bajet tidak hanya ditentukan oleh sang pemimpin (eksekutif) tetapi juga oleh kelompok penekan, legislatif dan yang lain.

Ketika sang pemimpin akan memenuhi janjinya, mereka akan pula berperan menentukan apakah suatu kegiatan dapat dilaksanakan atau tidak. Jadi, jika janji politik itu ternyata bertentangan dengan kepentingan kelompok penekan atau legislatif atau bahkan mungkin eksekutif itu sendiri maka sebuah janji politik tidak akan dapat dipenuhi. Jadi, banyak faktor yang menyebabkan janji politik itu tidak dapat dipenuhi.

Idealnya, sebuah janji harus diupayakan sepenuh hati untuk dapat dipenuhi. Ketika sang pemimpin terpilih ia berusaha memenuhi janjinya dengan cara membuat langkah-langkah nyata untuk mewujudkan janjinya itu.

Janji diwujudkan ke dalam Rancangan Strategik yang disusun oleh pemimpin terpilih. Rancangan Strategik itu harus telah delesai disusun paling lambat tiga bulan setelah ia terpilih.

Rancangan Strategik itu kemudian disusun atau dirumuskan lebih terperinci dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang merupakan dokumen kebijakan publik yang merupakan pedoman dalam penyusunan bajet.

Dalam proses pemenuhan janji politik itu, pihak eksekutif harus menunjukkan langkah-langkah positif. Pihak eksekutif harus mampu meyakinkan berbagai pihak yang berkepentingan bahwa janjinya akan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Pihak eksekutif hendaknya tidak ikut larut ke dalam kepentingan pribadi, kelompok atau golongan saja.

Jika kita kaji selintas, janji politik lebih banyak tidak dipenuhi ketika seorang pemimpin terpilih.

Ia tidak punya komitmen untuk memenuhi janjinya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa janji politik hanyalah sebuah kempen untuk menarik pemilih sebesar-besarnya, dan setelah terpilih merasa tidak ada kewajiban untuk memenuhinya.

Tegasnya janji politik hanya bersifat sementara alias bohong, yang ketika calon pemimpin itu terpilih tidak merasa berkewajiban untuk memenuhinya.

Seringkali, mereka yang bercita-cita untuk jadi pemimpin bukan terdorong oleh niat untuk memajukan suatu daerah tetapi lebih sering untuk meraih tahta dan harta serta mungkin saja wanita atau pria (?) bagi wanita.

Mereka berkilah untuk menang dalam pilihanraya modalnya banyak, sehingga wajar jika mereka ketika memegang jawatan berusaha untuk mengembalikan modal, bunga plus keuntungan yang banyak.

Akibatnya, mereka hanya memikirkan bagaimana mereka dapat mengembalikan modal. Mereka hanya memikirkan bagaimana memenuhi janji mereka kepada kumpilan yang berjaya. Mereka hanya memikirkan bagaimana keluarga besar mereka mendapat kedudukan dan kekayaan.

Akibatnya, mereka hanya memikirkan kegiatan-kegiatan yang menguntungkan mereka tanpa memikirkan kesejahteraan rakyat yang seharusnya dipikirkan. Fenomena ini sangat nyata tetapi sulit dibuktikan di mahkamah.

Lepas dari semua fenomena yang menggiriskan, bagi masyarakat yang bersedia untuk menjadi pengawas terhadap janji politik sang pemimpin, ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan yaitu, 1) pelajari dan analisis visi, misi dan program saat berkempen, 2) pelajari dan analisis Rancangan Startegik, 3) pelajari bajet, 4) perhatikan dan analisis pelaksanaan di lapangan, 4) buat rekomendasi berpaksi kepada undang-undang atau politik.

Kepada para pemimpin dimana saja, penuhilah janji anda kepada masyarakat. Tanpa janji politik pun anda sebagai pemimpin sudah seharusnya lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat atau publik daripada kesejahteraan anda, keluarga dan kelompok anda sendiri.

Seorang pemimpin seharusnya tidak akan merasa tenang manakala masih ada rakyatnya miskin, menderita dan belum sejahtera.

Anda sebagai pemimpin harus siap untuk miskin demi kesejahteraan rakyat anda. Masih adakah pemimpin yang seperti khalifah Abubakar atau Umar? Masih adakah pemimpin seperti Gajah Mada, yang tidak akan bermewah-mewah sebelum Nusantara berada di bawah naungan Majapahit? Semoga masih ada harapan.

1 December 2009

Pembunuhan Beramai-ramai Kerana Politik Di Maguindanao


Pertelingkahan keluarga Ampatuan dan Mangudadatu yang berpunca daripada perseteruan politik sampai pada kemuncaknya pada 23 November lalu.

Kita semua tahu, 57 orang mati termasuk isteri Esmael Mangudadatu, Datu Bandar Buluan, dua adik perempuannya, dua peguam, 27 wartawan dan 15 orang pengguna jalanraya yang melalui Barangay Salman dalam peristiwa mengerikan itu.

Permusuhan antara keluarga, yang biasa dipanggil rido, bukanlah sesuatu yang luar biasa di Mindanao. Ia sering terjadi di wilayah itu tetapi kali ini, tragedi itu mendapat perhatian seluruh dunia apabila 27 orang wartawan turut dibunuh dalam kejadian itu.

Pembunuhan wartawan, dalam jumlah yang begitu besar, belum pernah terjadi di belahan manapun di dunia ini, sama ada di Afghanistan, Somalia, Iraq, dan wilayah kacaubilau yang lain malah sepanjang perang di Mindanao sendiri tidak pernah terjadi peristiwa seperti itu. Wartawan yang biasanya belindung di sebalik press card nya itu tetapi selamat ketika membuat liputan sepanjang perang antara MILF dan Kerajaan Filipina.

Namun kali ini, wartawan turut terkorban dalam kancah perseteruan politik tempatan antara dua keluarga yang bersaing merebut jawatan Gabenor Maguindanao.

Keluarga Ampatuan merupakan keluarga yang amat berpengaruh di Maguindanao.

Sebanyak 18 daripada 22 Datuk bandar diwilayah itu merupakan anak, anak saudara atau keluarga Datu Andal Ampatuan. Andal Ampatuan, 65, yang mempunyai empat isteri dan 31 anak, hampir tidak pernah dicabar dalam pemilihan Gabenor kerana begitu berpengaruh. Seorang anaknya, Zaldy Ampatuan merupakan salah seorang Gabenor di wilayah ARMM manakala Andal Ampatuian Jr, yang dituduh sebagai dalang disebalik peristiwa itu merupakan Datu Bandar di Bandar Datu Unsay.

Seorang abang mereka, mati ditembak oleh dalam satu serangan pejuang, beberapa tahun lalu manakala seorang lagi mati ketika sedang menari di disko.

Sebagai keluarga yang berkuasa, Andal Ampatuan Sr mempunyai pengawal peribadi bersenjata. Keluarga ini amat berpengaruh dan menjadi sekutu Arroyo.

Mangudadatu sebaliknya merupakan Datu Bandar di Buluan, juga di wilayah Magundanao. Keluarga Mangudadatu juga merupakan keluarga besar. Bagaimanapun, hasratnya bertanding sebagai gabenor pada Mei 2010 itu mendapat tentangan hebat daripada Ampatuan, yang mengancam jika Mangudatu menghantar borang pencalonannya beliau akan dibunuh.

Itulah sebabnya beliau menghantar isterinya, adik perempuan dan ahli keluarganya, kebanyakannya wanita untuk menghantar kertas pencalonan itu dengan harapan mereka tidak akan diserang.

Ampatuan yang menguasai hampir semua wilayah di maguindanao, hampir semua jentera kerajaan tidak berpuas hati dengan tindakan Esmael mangudaddatu itu, apatahlagi mereka mahukan biarlah Mangudadatu berkuasa di buluan, tanpa membuat kacau di Maguindanao dengan bertanding dan merosakkan status qou yang yang ada.

Sebelum ini ada berita yang menyatakan bahawa ketika Esmael menyatakan hasratanya untuk bertanding itu, beliau membawa bersamanya ramai pengawal bersenjata yang menimbulkan kemarahan Andal Ampatuan. Itulah sebabnya, Ampatuan mengeluarkan amaran bahawa jika sekiranya Esmael terus mencalonkan diri, beliau akan dibunuh.

Kedua-dua keluarga ini merupakan rakan Arroyo di selatan filipina. Sengketa mereka bukanlah baru, dan bahkan menjadi sesuatu yang biasa.

Peristiwa ini menjadi tumpuan seluruh dunia kerana ia melibatkan kematian wartawan, yang membuat liputan proses pencalonan itu.

27 orang semuanya, dan ini bukannya angka yang kecil. Sengketa antara keluarga, berpunca daripada politik itu sepatutnya diselesaikan antara mereka dan tidak melibatkan pihak lain.

Kita mengutuk kekerasan dan keganasan, kita mengutuk tindakan yang tidak berperikemanusiaan ini. Soal-soal politik seharusnya diselesaikan secara politik dan bukan dengan pembunuhan.

Dipetik dari blog abdnaddin.blogspot.com

Blog Archive

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Labels

Labels