23 March 2010

Janji Pemimpin Politik Kota Belud

SMS sipulan simulan. Propaganda mesti dispin. Seruan dan slogan yang sebelumnya telah direka dispin dan dispin.

Boss kita punya masa depan yang cerah.Jika menang pasti dapat jawatan tinggi. Apabila jawatan telah dapat, maka kuasa telah ada. Apabila boss ada kuasa pasti akan tolong kita. Pasti tolong.

Apa lagi Sidaburas mati-matian spin isu. Isu menjanjikan bulan dan bintang.

Nah sekarang jawatan dah dapat kuasapun dah ada. Mari kita tengok kesudahannya.

Cuba kita diskusi tentang janji politik. Berikut saya tampilkan definisi janji politik. Janji politik adalah sejumlah langkah strategik untuk memperoleh kedudukan politik yang mampu membangun blok politik dan segmen pendukung atau pemilih yang setia dan fanatik.

Janji politik adalah visi, misi dan program yang disampaikan seorang kandidat kepada masyarakat yang secara efektif memiliki daya serap dengan tingkat penerimaan yang tinggi dari masyarakat.

Jadi, janji politik merupakan janji apa yang akan dilakukan oleh seorang kandidat jika ia terpilih menjadi pemimpin.

Agar sebuah janji politik mampu mengikat masyarakat ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang kandidat, yaitu janji politik itu bernilai penting, istimewa, mudah dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, mempunyai daya imajinasi, daya tarik, daya perspektif dan daya ikat terhadap masyarakat.

Janji politik, ketika kandidat telah terpilih seringkali tidak dapat dipenuhi dikeranakan situasi dan kondisi telah berubah.

Dalam memenuhi janji politik bajet menjadi penghalang.Sebab apa, bajet bukan ditentukan oleh kandidat yang menang itu. Namun ditentukan oleh sang pemimpin (eksekutif) tetapi juga oleh kelompok penekan, legislatif dan yang lain. Ketika sang pemimpin akan memenuhi janjinya, mereka akan pula berperan menentukan apakah suatu kegiatan dapat dilaksanakan atau tidak.

Jadi, jika janji politik itu ternyata bertentangan dengan kepentingan kelompok penekan atau legislatif atau bahkan mungkin eksekutif itu sendiri maka sebuah janji politik tidak akan dapat dipenuhi. Jadi, banyak faktor yang menyebabkan janji politik itu tidak dapat dipenuhi.

Idealnya, sebuah janji harus diupayakan sepenuh hati untuk dapat dipenuhi. Ketika sang pemimpin terpilih ia berusaha memenuhi janjinya dengan cara membuat langkah-langkah nyata untuk mewujudkan janjinya itu. Janji diwujudkan ke dalam Rencana Strategis yang disusun oleh pemimpin terpilih.

Rencana Strategis itu harus telah delesai disusun paling lambat tiga bulan setelah ia terpilih.

Rencana Strategis itu kemudian dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang merupakan dokumen kebijakan publik yang merupakan pedoman dalam penyusunan pembangun di mana sang pemimpin itu menang.

Dalam proses pemenuhan janji politik itu, pihak eksekutif harus menunjukkan langkah-langkah positif. Pihak eksekutif harus mampu meyakinkan berbagai pihak yang berkepentingan bahwa janjinya akan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Pihak eksekutif hendaknya tidak ikut larut ke dalam kepentingan pribadi, kelompok atau golongan saja.

Jika kita kaji selintas, janji politik lebih banyak tidak dipenuhi ketika seorang pemimpin terpilih. Ia tidak punya komitmen untuk memenuhi janjinya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa janji politik hanyalah sebuah kempen untuk menarik pemilih seramai-ramainya, dan setelah terpilih merasa tidak ada kewajiban untuk memenuhinya.

Tegasnya janji politik hanya bersifat sementara alias bohong atau retorik, yang ketika calon pemimpin itu terpilih tidak merasa berkewajiban untuk memenuhinya.

Seringkali, mereka yang berambisi untuk jadi pemimpin bukan terdorong oleh niat untuk memajukan suatu daerah tetapi lebih sering untuk meraih tahta dan harta serta mungkin saja wanita atau pria (?) bagi wanita.

Mereka berkilah untuk menang dalam pertandingan modalnya banyak, sehingga wajar jika mereka ketika berjawatan berusaha untuk mengembalikan modal, bunga plus keuntungan yang banyak.

Akibatnya, mereka hanya memikirkan bagaimana mereka dapat mengembalikan modal. Mereka hanya memikirkan bagaimana memenuhi janji mereka kepada tim sukses. Mereka hanya memikirkan bagaimana keluarga besar mereka mendapat kedudukan dan kekayaan.

Akibatnya, mereka hanya memikirkan kegiatan-kegiatan yang menguntungkan mereka tanpa memikirkan kesejahteraan rakyat yang seharusnya dipikirkan. Fenomena ini sangat nyata tetapi sulit dibuktikan di pengadilan.

Lepas dari semua fenomena yang menggiriskan, bagi masyarakat yang bersedia untuk menjadi pengawas terhadap janji politik sang pemimpin, ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan yaitu, 1) pelajari dan analisis visi, misi dan program saat berkempen, 2) pelajari dan analisis Rencana Startegik, 3) pelajari bajet, 4) perhatikan dan analisis pelaksanaan di lapangan, 4) buat rekomendasi.

Kepada para pemimpin dimana saja, penuhilah janji anda kepada masyarakat. Tanpa janji politik pun anda sebagai pemimpin sudah seharusnya lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat atau publik daripada kesejahteraan anda, keluarga dan kelompok anda sendiri.

Seorang pemimpin seharusnya tidak akan merasa tenang manakala masih ada rakyatnya miskin, menderita dan belum sejahtera.

Anda sebagai pemimpin harus siap untuk miskin demi kesejahteraan rakyat anda. Masih adakah pemimpin yang seperti khalifah Abubakar atau Umar? Masih adakah pemimpin seperti Gajah Mada, yang tidak akan bermewah-mewah sebelum Nusantara berada di bawah naungan Majapahit? Semoga masih ada harapan.

No comments:

Blog Archive

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Labels

Labels