29 August 2011

Setelah Jadi Pemimpin, Jadi Apa?

"Seorang pemimpin yang baik adalah ia yang mahu selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang dipimpinnya, sehingga ia boleh memahami keadaan orang-orang yang berada dalam pimpinannya."

Sepertinya ini pertanyaan bodoh dan kelakar. Setelah jadi pemimpin tentu saja tugasnya adalah memimpin orang-orang yang dipimpin. Berada di barisan paling depan untuk mengatur dan mengarahkan.Bukankah demikian seharusnya?

Ya, demikianlah yang terjadi pada seorang pemimpin. Setelah menjadi pemimpin ia menjadi orang yang mahunya hanya memimpin. Hanya mahunya berada di bahagian depan, merasa orang penting dan tugasnya adalah mengatur.

Pemimpin yang mahunya memimpin, sehingga posisinya selalu mahu berada di depan saja. Mahunya menjadi orang yang dilayani dan dihormati bukannya mengayomi.
Makna pemimpin hanya sekadar dimaknai sebagai orang yang harus berada paling depan.

Apakah memimpin itu harus selalu berada di depan?

Kalau seorang pemimpin hanya mahu selalu berada di barisan depan saja, maka dipastikan ia bukanlah seorang pemimpin yang baik. Kerna telah tercipta jarak antara atasan dan bawahan.

Kerana seorang pemimpin yang hanya mahu berada di depan saja dipastikan ia tidak akan bisa mengerti dan memahami keadaan orang yang dipimpinnya.

Ia tidak akan mengetahui dengan jelas keperluan rakyatnya.
Ia hanya akan bicara dengan kapasitas sebagai pemimpin yang penuh dengan kepentingan, tetapi bukan untuk kepentingan orang yang dipimpinnya.

Seseorang yang telah menjadi pemimpin seharusnya ia bisa kembali menjadi rakyat biasa layaknya dengan orang yang dipimpinnya, sehingga ia bisa memimpin di tengah orang-orang yang dipimpinnya.

Dengan demikian, sebagai seorang pemimpin, maka ia bisa lebih memahami dan mengerti keadaan orang-orang yang dipimpinnya. Kerana ia sendiri merasa adalah bahagian dari orang-orang yang dipimpin.

Apapun yang akan diperbuat dan dikatakan pasti akan sesuai dengan kehendak orang-orang yang dipimpin bukannya melukai sehingga menimbulkan pertentangan.

Di dunia ini memang jarang kita bisa menemukan orang-orang yang setelah menjadi pemimpin mahu kembali menjadi orang biasa. Kerana diperbudak oleh makna dari kata “pemimpin” yang bererti harus berada paling depan.

Kedudukan sebagai pemimpin seringkali membuat seseorang lupa untuk selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang dipimpinnya. Lupa diri, bahwa ia juga orang biasa layaknya orang-orang yang dipimpinnya.

Setiap orang adalah pemimpin. Minima menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Untuk belajar jadi pemimpin yang baik, maka pelatihan yang terbaik adalah dengan belajar memimpin diri sendiri.

No comments:

Blog Archive

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Labels

Labels