Teringat kata seorang pensyarah semasa saya menutut dahulu: Janji itu Hutang! ringkas hanya satu perkataan, setiap janji adalah hutang. Setiap hutang perlulah dibayar.
Hutang kepada siapa sahaja perlu dibayar. Kalau hutang tidak dibayar maka namanya mungkir janji, kalau hutang pada bank, kalau tidak bayar adalah pasti bank akan minta siberhutang dimufliskan.
Demikian juga janji politik, setiap janji politik mesti dikotakan, jika tidak ianya menjadi asas kepada penolakan kepada sesiapa yang membuat janji itu.
Janji pemimpin apa lagi. Sebagai manusia dan invididu yang telah membuat janji, namun ingkar kepada janjinya, maka manusia dan individu itu tergolong manusia munafik.
Atas sebab itu jangan suka membuat janji jika tidak mampu menunaikannya.
Biasanya dalam dunia politik, pemimpin politik lah yang suka membuat janji. Atas sebab apa, agar pemimpin itu mendapat sokongan. Sokongan untuk mendapatkan tempat dalam dunia politik dan sekaligus kuasa.
Sebelum mendapat kuasa, pemimpin itu menabur 1001 macam janji, namun setelah mendapat kuasa yang diingini, maka janji hanya tinggal kenangan.
Malangnya apabila penyokong yang menyokong membangkitkan isu janji kepada pemimpin yang telah ada kuasa itu,maka si ponyokong pula dikatakan bermasalah kerana tidak berusaha memajukan dirinya.
Kenapa janji itu adalah utang! Kerana itu, janji harus dibayar!” Itu kan konsep Customer Satisfaction atau Kepuasan Pelanggan.
Ketika orang berpikir bahwa service adalah ”keramahan” atau ”senyum”, maka kenyataannya bukan begitu. Ada banyak orang yang berpikir bahwa service adalah ASS atau after sales service. Apalagi, di industri otomotif ada istilah ”3S” (sales, service, and sparepart)!
Kalau sudah begitu, erti service itu menjadi ”kecil”. Sebab, bahagian sales bertanggung jawab jualan produk. Service untuk ASS, sedangkan sparepart yang menyiapkan suku cadang. Padahal, pengertian service bukan seperti itu.
Menurut penyelidikan intensif yang dijalankan Leonard Berry, Valarie Zeithaml, dan Parasuraman, mereka menemukan bahwa elemen terpenting dalam service adalah reliability. Deliver what you have promised! Berikan apa yang Anda sudah janjikan!
Statemen pensyarah saya itu ketika itu bahkan lebih keras lagi yang mengatakan bahwa janji adalah hutang! Bererti, kalau Anda sudah janji, sudah langsung hutang! Padahal, waktu itu, CS masih istilah baru di dunia marketing.
Berusahalah selalu reliable atau memenuhi janji. Sebab, biaya memuaskan orang yang marah karena merasa tidak dipenuhi apa yang dijanjikan menjadi lebih mahal. Itulah bunga dari hutang yang harus dibayar! Pada saat ini saja, masih banyak orang hanya mengambil mudah soal janji, tetapi tidak bisa melaksanakan.
Kalau orang menunaikan janji ada tiga kebaikkanya: penyokong tidak akan berpaling tadah atau pelanggan tetap setia, para penyokong komited terhadap kemimpin sang pemimpin atau parti dan ketiga parti atau pemimpin tidak perlu bersaing atas sebab apa semuanya ada ( all gotten). Fikir-fikirkan lah.
Hutang kepada siapa sahaja perlu dibayar. Kalau hutang tidak dibayar maka namanya mungkir janji, kalau hutang pada bank, kalau tidak bayar adalah pasti bank akan minta siberhutang dimufliskan.
Demikian juga janji politik, setiap janji politik mesti dikotakan, jika tidak ianya menjadi asas kepada penolakan kepada sesiapa yang membuat janji itu.
Janji pemimpin apa lagi. Sebagai manusia dan invididu yang telah membuat janji, namun ingkar kepada janjinya, maka manusia dan individu itu tergolong manusia munafik.
Atas sebab itu jangan suka membuat janji jika tidak mampu menunaikannya.
Biasanya dalam dunia politik, pemimpin politik lah yang suka membuat janji. Atas sebab apa, agar pemimpin itu mendapat sokongan. Sokongan untuk mendapatkan tempat dalam dunia politik dan sekaligus kuasa.
Sebelum mendapat kuasa, pemimpin itu menabur 1001 macam janji, namun setelah mendapat kuasa yang diingini, maka janji hanya tinggal kenangan.
Malangnya apabila penyokong yang menyokong membangkitkan isu janji kepada pemimpin yang telah ada kuasa itu,maka si ponyokong pula dikatakan bermasalah kerana tidak berusaha memajukan dirinya.
Kenapa janji itu adalah utang! Kerana itu, janji harus dibayar!” Itu kan konsep Customer Satisfaction atau Kepuasan Pelanggan.
Ketika orang berpikir bahwa service adalah ”keramahan” atau ”senyum”, maka kenyataannya bukan begitu. Ada banyak orang yang berpikir bahwa service adalah ASS atau after sales service. Apalagi, di industri otomotif ada istilah ”3S” (sales, service, and sparepart)!
Kalau sudah begitu, erti service itu menjadi ”kecil”. Sebab, bahagian sales bertanggung jawab jualan produk. Service untuk ASS, sedangkan sparepart yang menyiapkan suku cadang. Padahal, pengertian service bukan seperti itu.
Menurut penyelidikan intensif yang dijalankan Leonard Berry, Valarie Zeithaml, dan Parasuraman, mereka menemukan bahwa elemen terpenting dalam service adalah reliability. Deliver what you have promised! Berikan apa yang Anda sudah janjikan!
Statemen pensyarah saya itu ketika itu bahkan lebih keras lagi yang mengatakan bahwa janji adalah hutang! Bererti, kalau Anda sudah janji, sudah langsung hutang! Padahal, waktu itu, CS masih istilah baru di dunia marketing.
Berusahalah selalu reliable atau memenuhi janji. Sebab, biaya memuaskan orang yang marah karena merasa tidak dipenuhi apa yang dijanjikan menjadi lebih mahal. Itulah bunga dari hutang yang harus dibayar! Pada saat ini saja, masih banyak orang hanya mengambil mudah soal janji, tetapi tidak bisa melaksanakan.
Kalau orang menunaikan janji ada tiga kebaikkanya: penyokong tidak akan berpaling tadah atau pelanggan tetap setia, para penyokong komited terhadap kemimpin sang pemimpin atau parti dan ketiga parti atau pemimpin tidak perlu bersaing atas sebab apa semuanya ada ( all gotten). Fikir-fikirkan lah.