Showing posts with label Apa Itu Janji Politik. Show all posts
Showing posts with label Apa Itu Janji Politik. Show all posts

11 May 2010

Wahai Pengundi Kota Belud Jangan Sampai Tertipu

PRU-13 hanya 2 tahun lagi. Walaupun masih 2 tahun namun persiapan parti yang akan mengangambil bahagian sudah bersiap-siap dari sekarang. BN misalnya walaupun beberapa komponen partinya ada yang dilanda krisis namun para pemimpin Bn terutama DS Najib dan TS Muhiyiddin telah memulakan langah untuk untuk mengatasi dan memulihkan keadaan parti-parti yang berkrisis tersebut.

Parti MCA yang berkrisis ekoran pemecatan Timbalan Presidennya  dan sirnanya Presiden yang memecatnya kini kelihatan sudah pulih, walaupun perapatan barisan kempimpinan mereka masih pincang, terutama  keputusan PRK Hulu Selangor, dimana 80% pengundi cina masih  menolak MCA.

Mantan Perdana Menteri Tun Mahathira pada satu ketika melalui blognya telah memparkan bahawa UMNO hanya ada 2 tahun lagi memperbetulkan keadaan,kerana menurut Tun Mahathir ada kalangan mantan pemimpin Umno yang dianggap kanan telah menyuarakan kekecewaan terhadap Umno. Umno dikatakan telah busuk tubuh badannya sehingga ke usus.

Paparan Tun Mahathir ini tidak boleh diambil ringan, kerana Umno perlu ingat diambang PRU-12 Tun Mahathir juga ada menyuarakan tentang kelemahan parti masa itu semasa di pimpin Tun Abdullah Badawi. Masa itu ramai yang mengambil enteng teguran Tun Mahathir, namun setelah keputusan Pru-12 diketahui dimana BN hampir keceundang, maka barulah pimpinan Umno dan Bn tersedar, bahawa memang benar apa yang diperkatakan oleh Negarawan tersebut.

Umno dan BN perlu akur dengan keadaan bahawa selepas Pru-12 melalui beberapa PRK gabungan parti terbanyak tersebut terus kecundang, walaupun Bagan Pinang melalui Isa Samad sedikit mengubati kepedihan dan mampu juga menikmati kemenagan.

Konsep 1Malaysia, Rakyat Didahulukan dan Pencapaian Diutamakan belum menunjukkan kejayaan. Pencetus idea ini masih terabah-rabah apakah slogan ini sudah diterima atau mulai diterima masih dalam tandatanya besar.

Diperak misalnya Februari lalu sempena sambutan jatuhnya kerajaan Pakatan Perak para pemimpin utama DAP memijak gambar ADUN Katak diketuai oleh Lim Kit Siang sendiri. Sekiranya konsep 1Malaysia diterima pakai, peristiwa seumpama ini seharusnya telah kendur atau reda. Politik adalah politik, kemerdekaan memilih afiliasi politik adalah hak mutlak individu merdeka. Tidak ada unsur paksaan. Namun hak ini tidak dapat diterima oleh Pakatan, kerana itu peristiwa memijak gambar telah berlaku.

Semangat masyarakat terlihat berbeza - beza dalam menyikai pesta demokrasi . Tak jarang yang kenampakan apatis, mungkin kerana kecewa dengan kondisi politik di negera ini, tak kurang pula yang memiliki fanatisme berlebih sehingga memandang orang lain yang berbeza partai sebagai musuh yang harus dibasmi.

Melihat kejadian diatas, masyarakat sepertinya sudah lupa dan mabuk hingga tidak tahu cara menyalurkan aspirasi dengan benar. Masyarakat seharusnya sadar, semua partai politik memiliki kepentingannya masing - masing, masyarakat jangan sampai dijadikan alat dalam mendapatkan kepentingan itu.

Seharusnya masyarkat kembali merenungi jejak - jejaksejarah masa lalu, bagaimana Negara ini mencapai kemeredekaan. Bagaimana pemimpin terdahulu menolak Malayan Union dan bagaimana Negara ini berjuang untuk membasi pemberontakan komunis. Jangan lupa bagaimana ramainya rakyat Negara ini terkorban hanya untuk mempertahankan kemerdekaan

Jangan sampai masyarakat terjebak dan tertipu lagi dengan janji - janji palsu partai politik. Entah itu dengan slogan - slogan seolah partai itu adalah partinya rakyat kecil, partinya orang Pakatani, atau slogan yang lain.

Dan yang lebih aneh terlihat adanya partai agama yang sudah jelas - jelas berdasarkan pada agama tertentu mencuba mempromosikan dirinya seolah partai nasionalis padahal sebelumnya terlihat jelas kalau partai ini sebagai salah satu pelopor yang mencuba menggiring Nehara ini kepada paham sebuah aliran.

Ada pula parti agama yang memapang propagnadaya dengan pakaian tertentu, walau memang sampai saat ini tidak berarti pakaian itu adalah pakaian agama, namun masyarakat mungkin saja tertipu dengan trik seperti ini.

Setelah memendam sedikit kekecewaan terhadap partai politik, kini rakyat Negara ini hanya boleh berharap kepada perwakilkan dewan rakyat yang mewakili negeri masing-masing.

Wahai rakyat Negara ku, jangan sampai tertipu janji - janji palsu.

23 March 2010

Janji Pemimpin Politik Kota Belud

SMS sipulan simulan. Propaganda mesti dispin. Seruan dan slogan yang sebelumnya telah direka dispin dan dispin.

Boss kita punya masa depan yang cerah.Jika menang pasti dapat jawatan tinggi. Apabila jawatan telah dapat, maka kuasa telah ada. Apabila boss ada kuasa pasti akan tolong kita. Pasti tolong.

Apa lagi Sidaburas mati-matian spin isu. Isu menjanjikan bulan dan bintang.

Nah sekarang jawatan dah dapat kuasapun dah ada. Mari kita tengok kesudahannya.

Cuba kita diskusi tentang janji politik. Berikut saya tampilkan definisi janji politik. Janji politik adalah sejumlah langkah strategik untuk memperoleh kedudukan politik yang mampu membangun blok politik dan segmen pendukung atau pemilih yang setia dan fanatik.

Janji politik adalah visi, misi dan program yang disampaikan seorang kandidat kepada masyarakat yang secara efektif memiliki daya serap dengan tingkat penerimaan yang tinggi dari masyarakat.

Jadi, janji politik merupakan janji apa yang akan dilakukan oleh seorang kandidat jika ia terpilih menjadi pemimpin.

Agar sebuah janji politik mampu mengikat masyarakat ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang kandidat, yaitu janji politik itu bernilai penting, istimewa, mudah dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, mempunyai daya imajinasi, daya tarik, daya perspektif dan daya ikat terhadap masyarakat.

Janji politik, ketika kandidat telah terpilih seringkali tidak dapat dipenuhi dikeranakan situasi dan kondisi telah berubah.

Dalam memenuhi janji politik bajet menjadi penghalang.Sebab apa, bajet bukan ditentukan oleh kandidat yang menang itu. Namun ditentukan oleh sang pemimpin (eksekutif) tetapi juga oleh kelompok penekan, legislatif dan yang lain. Ketika sang pemimpin akan memenuhi janjinya, mereka akan pula berperan menentukan apakah suatu kegiatan dapat dilaksanakan atau tidak.

Jadi, jika janji politik itu ternyata bertentangan dengan kepentingan kelompok penekan atau legislatif atau bahkan mungkin eksekutif itu sendiri maka sebuah janji politik tidak akan dapat dipenuhi. Jadi, banyak faktor yang menyebabkan janji politik itu tidak dapat dipenuhi.

Idealnya, sebuah janji harus diupayakan sepenuh hati untuk dapat dipenuhi. Ketika sang pemimpin terpilih ia berusaha memenuhi janjinya dengan cara membuat langkah-langkah nyata untuk mewujudkan janjinya itu. Janji diwujudkan ke dalam Rencana Strategis yang disusun oleh pemimpin terpilih.

Rencana Strategis itu harus telah delesai disusun paling lambat tiga bulan setelah ia terpilih.

Rencana Strategis itu kemudian dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang merupakan dokumen kebijakan publik yang merupakan pedoman dalam penyusunan pembangun di mana sang pemimpin itu menang.

Dalam proses pemenuhan janji politik itu, pihak eksekutif harus menunjukkan langkah-langkah positif. Pihak eksekutif harus mampu meyakinkan berbagai pihak yang berkepentingan bahwa janjinya akan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Pihak eksekutif hendaknya tidak ikut larut ke dalam kepentingan pribadi, kelompok atau golongan saja.

Jika kita kaji selintas, janji politik lebih banyak tidak dipenuhi ketika seorang pemimpin terpilih. Ia tidak punya komitmen untuk memenuhi janjinya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa janji politik hanyalah sebuah kempen untuk menarik pemilih seramai-ramainya, dan setelah terpilih merasa tidak ada kewajiban untuk memenuhinya.

Tegasnya janji politik hanya bersifat sementara alias bohong atau retorik, yang ketika calon pemimpin itu terpilih tidak merasa berkewajiban untuk memenuhinya.

Seringkali, mereka yang berambisi untuk jadi pemimpin bukan terdorong oleh niat untuk memajukan suatu daerah tetapi lebih sering untuk meraih tahta dan harta serta mungkin saja wanita atau pria (?) bagi wanita.

Mereka berkilah untuk menang dalam pertandingan modalnya banyak, sehingga wajar jika mereka ketika berjawatan berusaha untuk mengembalikan modal, bunga plus keuntungan yang banyak.

Akibatnya, mereka hanya memikirkan bagaimana mereka dapat mengembalikan modal. Mereka hanya memikirkan bagaimana memenuhi janji mereka kepada tim sukses. Mereka hanya memikirkan bagaimana keluarga besar mereka mendapat kedudukan dan kekayaan.

Akibatnya, mereka hanya memikirkan kegiatan-kegiatan yang menguntungkan mereka tanpa memikirkan kesejahteraan rakyat yang seharusnya dipikirkan. Fenomena ini sangat nyata tetapi sulit dibuktikan di pengadilan.

Lepas dari semua fenomena yang menggiriskan, bagi masyarakat yang bersedia untuk menjadi pengawas terhadap janji politik sang pemimpin, ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan yaitu, 1) pelajari dan analisis visi, misi dan program saat berkempen, 2) pelajari dan analisis Rencana Startegik, 3) pelajari bajet, 4) perhatikan dan analisis pelaksanaan di lapangan, 4) buat rekomendasi.

Kepada para pemimpin dimana saja, penuhilah janji anda kepada masyarakat. Tanpa janji politik pun anda sebagai pemimpin sudah seharusnya lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat atau publik daripada kesejahteraan anda, keluarga dan kelompok anda sendiri.

Seorang pemimpin seharusnya tidak akan merasa tenang manakala masih ada rakyatnya miskin, menderita dan belum sejahtera.

Anda sebagai pemimpin harus siap untuk miskin demi kesejahteraan rakyat anda. Masih adakah pemimpin yang seperti khalifah Abubakar atau Umar? Masih adakah pemimpin seperti Gajah Mada, yang tidak akan bermewah-mewah sebelum Nusantara berada di bawah naungan Majapahit? Semoga masih ada harapan.

2 December 2009

Apa Itu Janji Politik??

GEGAP gempita apabila parlimen dibubarkan apabila ada pilihanraya kecil dimulai sudah. Masyarakat, termasuk di kampung saya mulai mengingat kembali dan membentang beberapa acara.

Di balairaya di kampung telah mulai dinaikan kain pemindang "undillah Calon...." demikian bunyi kain rentang dari parti tertentu. Kempen bermula setiap hari hingga ke hari pembuangan undi.

Setiap pemidato mengucapkan janji politik.

Berikut saya kemukakan definisi janji politik. Janji politik adalah sejumlah langkah strategik untuk memperoleh kedudukan politik yang mampu membangun blok politik dan segmen menupang atau mendukung atau pemilih yang setia dan fanatik.

Janji politik juga boleh ditafsirkan sebagai visi, misi dan program yang disampaikan seorang kandidat kepada masyarakat yang secara efektif memiliki daya serap dengan tingkat penerimaan yang tinggi dari masyarakat.

Jadi, janji politik merupakan janji apa yang akan dilakukan oleh seorang kandidat/calon ijka ia terpilih menjadi pemimpin.

Agar sebuah janji politik mampu mengikat masyarakat ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang kandidat, yaitu janji politik itu bernilai penting, istimewa, mudah dikomunikasikan, tidak mudah ditiru, mempunyai daya imajinasi, daya tarik, daya perspektif dan daya ikat terhadap masyarakat.

Janji politik, ketika kandidat telah terpilih seringkali tidak dapat dipenuhi dikeranakan beberapa hal. Pertama, perkembangan situasi. Contoh nyata tentang hal ini adalah janji yang tidak akan menaikkan harga minyak.

Janji ini tidak dapat dipenuhi dikeranakan kenaikkan harga minyak yang mendadak di luar perhitungan kerajaan. Perhitungan kerajaan harga minyak hanya $ 1.80 seliter tetapi pada kenyataannya sekarang harganya menjadi $ 2.47 seliter dan bahkan cenderung akan naik terus.

Situasi ini menyebabkan janji politik kerajaan tidak dapat dipenuhi. Kedua, penentuan program, kegiatan dan bajet tidak hanya ditentukan oleh sang pemimpin (eksekutif) tetapi juga oleh kelompok penekan, legislatif dan yang lain.

Ketika sang pemimpin akan memenuhi janjinya, mereka akan pula berperan menentukan apakah suatu kegiatan dapat dilaksanakan atau tidak. Jadi, jika janji politik itu ternyata bertentangan dengan kepentingan kelompok penekan atau legislatif atau bahkan mungkin eksekutif itu sendiri maka sebuah janji politik tidak akan dapat dipenuhi. Jadi, banyak faktor yang menyebabkan janji politik itu tidak dapat dipenuhi.

Idealnya, sebuah janji harus diupayakan sepenuh hati untuk dapat dipenuhi. Ketika sang pemimpin terpilih ia berusaha memenuhi janjinya dengan cara membuat langkah-langkah nyata untuk mewujudkan janjinya itu.

Janji diwujudkan ke dalam Rancangan Strategik yang disusun oleh pemimpin terpilih. Rancangan Strategik itu harus telah delesai disusun paling lambat tiga bulan setelah ia terpilih.

Rancangan Strategik itu kemudian disusun atau dirumuskan lebih terperinci dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang merupakan dokumen kebijakan publik yang merupakan pedoman dalam penyusunan bajet.

Dalam proses pemenuhan janji politik itu, pihak eksekutif harus menunjukkan langkah-langkah positif. Pihak eksekutif harus mampu meyakinkan berbagai pihak yang berkepentingan bahwa janjinya akan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Pihak eksekutif hendaknya tidak ikut larut ke dalam kepentingan pribadi, kelompok atau golongan saja.

Jika kita kaji selintas, janji politik lebih banyak tidak dipenuhi ketika seorang pemimpin terpilih.

Ia tidak punya komitmen untuk memenuhi janjinya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa janji politik hanyalah sebuah kempen untuk menarik pemilih sebesar-besarnya, dan setelah terpilih merasa tidak ada kewajiban untuk memenuhinya.

Tegasnya janji politik hanya bersifat sementara alias bohong, yang ketika calon pemimpin itu terpilih tidak merasa berkewajiban untuk memenuhinya.

Seringkali, mereka yang bercita-cita untuk jadi pemimpin bukan terdorong oleh niat untuk memajukan suatu daerah tetapi lebih sering untuk meraih tahta dan harta serta mungkin saja wanita atau pria (?) bagi wanita.

Mereka berkilah untuk menang dalam pilihanraya modalnya banyak, sehingga wajar jika mereka ketika memegang jawatan berusaha untuk mengembalikan modal, bunga plus keuntungan yang banyak.

Akibatnya, mereka hanya memikirkan bagaimana mereka dapat mengembalikan modal. Mereka hanya memikirkan bagaimana memenuhi janji mereka kepada kumpilan yang berjaya. Mereka hanya memikirkan bagaimana keluarga besar mereka mendapat kedudukan dan kekayaan.

Akibatnya, mereka hanya memikirkan kegiatan-kegiatan yang menguntungkan mereka tanpa memikirkan kesejahteraan rakyat yang seharusnya dipikirkan. Fenomena ini sangat nyata tetapi sulit dibuktikan di mahkamah.

Lepas dari semua fenomena yang menggiriskan, bagi masyarakat yang bersedia untuk menjadi pengawas terhadap janji politik sang pemimpin, ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan yaitu, 1) pelajari dan analisis visi, misi dan program saat berkempen, 2) pelajari dan analisis Rancangan Startegik, 3) pelajari bajet, 4) perhatikan dan analisis pelaksanaan di lapangan, 4) buat rekomendasi berpaksi kepada undang-undang atau politik.

Kepada para pemimpin dimana saja, penuhilah janji anda kepada masyarakat. Tanpa janji politik pun anda sebagai pemimpin sudah seharusnya lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat atau publik daripada kesejahteraan anda, keluarga dan kelompok anda sendiri.

Seorang pemimpin seharusnya tidak akan merasa tenang manakala masih ada rakyatnya miskin, menderita dan belum sejahtera.

Anda sebagai pemimpin harus siap untuk miskin demi kesejahteraan rakyat anda. Masih adakah pemimpin yang seperti khalifah Abubakar atau Umar? Masih adakah pemimpin seperti Gajah Mada, yang tidak akan bermewah-mewah sebelum Nusantara berada di bawah naungan Majapahit? Semoga masih ada harapan.

Blog Archive

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Labels

Labels