Pemimpin utama pembangkang Mesir, Mohamed ElBaradei, memperingatkan potensi rusuhan dan kekerasan di negeri itu setelah Presiden Hosni Mubarak, Kamis (10/2/2011) malam, mengumumkan bahwa dia tidak akan mengundurkan diri sebelum pemilihan umum pada September mendatang.
"Mubarak berjudi dengan negaranya dengan tetap berkuasa," kata ElBaradei sebagaimana dikutip CNN. Dia mengulangi pesannya di Twitter, "Mesir akan meletup. Tentara harus menyelamatkan negara ini sekarang."
Rembokan antara rakyat dan tentara, yang secara tradisional diyakini rakyat Mesir berpihak kepada mereka, akan sangat menghancurkan, kata ElBaradei, pemenang Nobel Perdamaian dan mantan Direktur Badan Energi Atom Internasional. Pandangan ElBaradei berubah jam sebelumnya, ketika rakyat Mesir, termasuk ribuan orang di Alun-alun Tahrir, Kairo, berharap Mubarak mundur bukannya mendelegasikan kekuasaan kepada Naib Presiden Omar Suleiman.
Perubahan terbaru itu menggagalkan tuntutan para pemimpin pembangkang atau mereka yang telah berdemonstrsi di Alun-alun Tahrir selama lebih dari dua minggu. Satu protes massa sedang berlangsung pada masa tulisan ini sedang disiapkan, kemuncak tunjuk perasaan akan berkemungkinan berlaku setelah sembayang jumaat.
ElBaradei mengatakan kepada CNN, rakyat Mesir tidak akan menerima perubahan terbaru itu. "Suleiman dianggap sebagai perpanjangan tangan Mubarak. Mereka kembar. Tak satu pun dari mereka diterima oleh rakyat. Demi negara Mesir, mereka harus pergi," ujarnya. ElBaradei mengatakan, sebuah dewan pemimpin dan pemerintah sementara harus memimpin negara di Afrika Utara itu selama satu tahun dalam transisi menuju proses yang lebih demokratik.
Pernyataan Mubarak tentang intervensi asing dan tekadnya untuk melihat proses transisi bukan merupakan hal yang paling ingin didengar oleh kerumunan massa di Alun-alun Tahrir. "Mundur! Mundur!" teriak mereka saat ia berpidato.
Setelah pidato tersebut, Ketua Parlemen Ahmed Fathi Srour mengatakan kepada televisi negara, Nile TV, bahwa langkah Mubarak telah menempatkan wewenang untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari di tangan Suleiman.
Sementara itu Suleiman menyebut unjuk rasa selama dua minggu terakhir sebagai "revolusi orang-orang muda". Dia meminta para pengunjuk rasa pulang ke rumah dan kembali bekerja.
Namun, hal itu tidak terjadi Jumat pagi. Yaser Fathi, salah seorang penyelenggara protes pasca-pidato Mubarak di kota Alexandria, mengatakan kepada CNN bahwa ratusan demonstran sedang bergerak ke pangkalan militer Mesir. Mereka meminta angkatan bersenjata untuk campur tangan. "Mereka berteriak, 'Militer harus turun tangan agar Mubarak turun'," kata Fathi.
halid Abdalla, demonstran di Alun-alun Tahrir dan bintang film The Kite Runner pada Jumat pagi mengatakan, "Sekarang merupakan saat yang sangat menyedihkan. Semua orang bingung. Orang-orang mencuba untuk mencari apa lagi yang mereka boleh lakukan."
Pemenang nobel dan calon potensial presiden Mesir, Ahmed Zewail, mengatakan, ia melihat "beberapa skenario yang berbeza" di mana transisi mungkin berlaku. "Yang penting adalah tentara akan melindungi transisi ini sampai sebuah perlembagaan baru wujud. Saya sangat menghargai fakta bahwa angkatan bersenjata mengendalikan apa yang terjadi," kata Zewail kepada CNN sebelum pidato Mubarak.
"Mubarak berjudi dengan negaranya dengan tetap berkuasa," kata ElBaradei sebagaimana dikutip CNN. Dia mengulangi pesannya di Twitter, "Mesir akan meletup. Tentara harus menyelamatkan negara ini sekarang."
Rembokan antara rakyat dan tentara, yang secara tradisional diyakini rakyat Mesir berpihak kepada mereka, akan sangat menghancurkan, kata ElBaradei, pemenang Nobel Perdamaian dan mantan Direktur Badan Energi Atom Internasional. Pandangan ElBaradei berubah jam sebelumnya, ketika rakyat Mesir, termasuk ribuan orang di Alun-alun Tahrir, Kairo, berharap Mubarak mundur bukannya mendelegasikan kekuasaan kepada Naib Presiden Omar Suleiman.
Perubahan terbaru itu menggagalkan tuntutan para pemimpin pembangkang atau mereka yang telah berdemonstrsi di Alun-alun Tahrir selama lebih dari dua minggu. Satu protes massa sedang berlangsung pada masa tulisan ini sedang disiapkan, kemuncak tunjuk perasaan akan berkemungkinan berlaku setelah sembayang jumaat.
ElBaradei mengatakan kepada CNN, rakyat Mesir tidak akan menerima perubahan terbaru itu. "Suleiman dianggap sebagai perpanjangan tangan Mubarak. Mereka kembar. Tak satu pun dari mereka diterima oleh rakyat. Demi negara Mesir, mereka harus pergi," ujarnya. ElBaradei mengatakan, sebuah dewan pemimpin dan pemerintah sementara harus memimpin negara di Afrika Utara itu selama satu tahun dalam transisi menuju proses yang lebih demokratik.
Pernyataan Mubarak tentang intervensi asing dan tekadnya untuk melihat proses transisi bukan merupakan hal yang paling ingin didengar oleh kerumunan massa di Alun-alun Tahrir. "Mundur! Mundur!" teriak mereka saat ia berpidato.
Setelah pidato tersebut, Ketua Parlemen Ahmed Fathi Srour mengatakan kepada televisi negara, Nile TV, bahwa langkah Mubarak telah menempatkan wewenang untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari di tangan Suleiman.
Sementara itu Suleiman menyebut unjuk rasa selama dua minggu terakhir sebagai "revolusi orang-orang muda". Dia meminta para pengunjuk rasa pulang ke rumah dan kembali bekerja.
Namun, hal itu tidak terjadi Jumat pagi. Yaser Fathi, salah seorang penyelenggara protes pasca-pidato Mubarak di kota Alexandria, mengatakan kepada CNN bahwa ratusan demonstran sedang bergerak ke pangkalan militer Mesir. Mereka meminta angkatan bersenjata untuk campur tangan. "Mereka berteriak, 'Militer harus turun tangan agar Mubarak turun'," kata Fathi.
halid Abdalla, demonstran di Alun-alun Tahrir dan bintang film The Kite Runner pada Jumat pagi mengatakan, "Sekarang merupakan saat yang sangat menyedihkan. Semua orang bingung. Orang-orang mencuba untuk mencari apa lagi yang mereka boleh lakukan."
Pemenang nobel dan calon potensial presiden Mesir, Ahmed Zewail, mengatakan, ia melihat "beberapa skenario yang berbeza" di mana transisi mungkin berlaku. "Yang penting adalah tentara akan melindungi transisi ini sampai sebuah perlembagaan baru wujud. Saya sangat menghargai fakta bahwa angkatan bersenjata mengendalikan apa yang terjadi," kata Zewail kepada CNN sebelum pidato Mubarak.